Punya Rp 1 Juta Beli Surat Utang Bunga 8%, Ini Simulasinya

Punya Rp 1 Juta Beli Surat Utang Bunga 8%, Ini Simulasinya

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 20 Agu 2018 17:33 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - Pemerintah menerbitkan surat utang untuk investor ritel bernama Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR004. Instrumen ini cukup menarik lantaran memiliki bunga mengambang dengan batas bawah 8,05%, dan tenor 2 tahun.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman menjelaskan, SBR0004 ini ditetapkan kupon bunganya mengambang, dengan batas minimal (floating with floor) mengacu suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate. Untuk tingkat kupon periode 3 bulan pertama ditetapkan batas bunga minimal 8,05%.


Tingkat bunga itu berasal dari suku bunga acuan BI yang berlaku saat penetapan kupon sebesar 5,5% ditambah spread tetap 255 bps (2,55%). Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan sesuai dengan BI 7 Days Reverse Repo Rate dengan ditambah spread tetap 2,55%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau suku bunga deposito tergantung skema ada yang fix atau floating. Kalau ini kan sifatnya floating with floor dia bisa naik tergantung BI rate. Tapi ini ada floor-nya minimum 8,05%. Jadi kalau BI rate turun kita ada floor-nya," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (20/8/2018).


Pemerintah menjual SBR004 secara online melalui media distribusinya. Ada 11 media distribusi yang telah ditunjuk oleh pemerintah yang berasal dari perbankan, perusahaan efek dan perusahaan financial technology.

Media distribusi yang telah ditunjuk di antaranya BCA, Bank Mandiri, BNI, Bank Permata, BRI, BTN, Trimegah Sekuritas Indonesia, Bareksa Portal Investasi, Star Mercato Capitale (Tanamduit) Investree Radhika Jaya dan Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).

Dapat berapa?

Untuk membeli instrumen investasi ini calon investor cukup melalui situs dari agen penjual tersebut. Untuk masa penawaran dibuka mulai hari ini pukul 09.00 WIB hingga 13 September 2018 hingga pukul 10.00 WIB.

"Ini sengaja karena saat penerbitan SBR003 banyak yang mengeluhkan waktunya sedikit hanya 2 minggu," tambah Luky.


Untuk tanggal penetapan hasil penjualan pada 17 September 2018. Sementara penyelesaian transaksi pada 19 September 2018 dan jatuh tempo ditetapkan pada 20 September 2020.

Sebagai simulasi, investasi SBR004 10.000.000, dengan kupon 8,05%. Keuntungan kotor kupon per tahun: 10.000.000 x 8,05% = Rp 805.000


Keuntungan kotor kupon per bulan Rp 805.000: 12 = Rp 67.083. Pajak kupon SBR004 per bulan Rp 67.083 x 15% = Rp 10.062. Kemudian,
keuntungan bersih kupon per bulan Rp 67.083-Rp 10.062 = Rp 57.021.

SBR004 juga bisa dicairkan sebelum jatuh tempo pada 20 September 2020, yakni pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption). Syarat besarannya 50% dari setiap transaksi yang telah diajukan pada masing-masing mitra distribusi. (das/hns)

Hide Ads