Meski belum proses konstruksi namun proses pembebasan lahan sudah dilakukan. Menurut data terakhir GGRM baru memiliki 250 ha dari total lahan tersebut
"Kita masih proses pembebasan lahan sejauh ini," kata Direktur GGRM Istata T. Siddharta di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (28/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Istata mengungkapkan, hingga saat ini perusahaan sudah menghabiskan dana untuk pembangunan bandara tersebut sekitar Rp 1 triliun.
"Hingga hari ini belum terlalu banyak, baru sekitar Rp 1 triliun," terangnya.
Dia mengaku belum bisa memastikan berapa total investasi yang dibutuhkan. Namun dia perkirakan rentang nilai investasinya dalam kisaran Rp 1-10 triliun.
"Untuk proses pembangunannya saya kira tidak mungkin 1-2 tahun sampai beroperasi. Saya kira sampai bisa beroperasi secara komersial di atas 2 tahun," ujarnya.
Bandara yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini sendiri akan dibangun dengan kelas internasional. Panjang landasan pacu akan disesuaikan dengan kebutuhan maskapai internasional.
"Kita ini ini lebih cepat selesai agar multiplier effect-nya bisa cepat terasa," kata Istata.
Sebelumnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan landas pacu atau runway bandara ini akan dibangun dengan panjang 3.000 meter, dengan pembangunan tahap awal sekitar 2.400 meter. Saat ini seluruh pihak terkait sedang membahas masalah kerja sama dan persoalan lahan.
"Tapi dalam diskusi kami dengan gubernur, bupati, dan TNI AU, prinsipnya semua pihak setuju untuk bangun bandara ini, karena bandara ini akan menaungi penduduk besar sebanyak 15 juta kalau tidak salah, terdiri lebih dari 10 kabupaten kota," katanya.
Saksikan juga video 'Kemegahan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang':
(das/eds)