Jakarta -
Ekonomi Argentina dibayangi krisis karena pergerakan mata uang peso yang bergejolak. Hal ini terjadi setelah ekonomi Argentina melonjak pada tahun 2017 dan proyeksi ekonom yang membaik di bawah kepemimpinan Presiden Mauricio Macri.
Deretan hal ini membayangi krisis Argentina, mulai dari nilai tukar peso Argentina, inflasi, ekonomi yang memburuk, dan kondisi lapangan kerja.
Berikut deretan data krisis Argentina yang dirangkum
detikFinance seperti dikutip dari
Reuters, Kamis (30/8/2018).
Para ekonom telah lama berpendapat bahwa mata uang peso Argentina dinilai terlalu tinggi, dan pemerintah mengakui bahwa itu akan terdepresiasi secara bertahap selama beberapa tahun.
Namun tidak ada yang memperkirakan peso terdepresiasi begitu cepat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada April.
Hal ini dikarenakan kekhawatiran investor tentang kemampuan pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS yang memperkuat dolar AS di seluruh dunia.
Depresiasi membuat utang Argentina berdenominasi dolar AS makin tinggi bagi pemerintah. Argentina pun melirik ke Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) untuk pinjaman US$ 50 miliar.
 Foto: Dok. Reuters |
Tingkat inflasi Argentina yang tinggi adalah salah satu faktor yang membuatnya lebih rentan daripada negara berkembang lainnya. Selama bertahun-tahun, pemerintah begitu populis mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran yang luas, yang menyebabkan harga melonjak.
Pemerintah Macri telah mengurangi praktik itu, tetapi kenaikannya ke harga barang sebagai bagian dari upaya mengurangi subsidi dan menutup defisit fiskal membuat inflasi tetap tinggi.
Selain itu, penurunan tajam dalam nilai tukar peso membuat inflasi naik dalam beberapa bulan terakhir.
 Foto: Dok. Reuters |
Bank Sentral Argentina merespons depresiasi peso yang cepat dan lonjakan inflasi dengan menaikkan suku bunga menjadi 45% dan menggelontorkan miliaran dolar AS cadangan devisanya untuk melindungi nilai tukar peso.
Hal itu mengakibatkan penurunan tajam dalam cadangan devisa, yang telah tumbuh secara bertahap sejak Desember 2015. Sementara pinjaman IMF memberikan tambahan cadangan devisa, tekanan terus menerus terhadap peso telah mulai mendorong intervensi bank sentral yang diperbarui dalam beberapa pekan terakhir.
 Foto: Dok. Reuters |
Lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga telah membebani ekonomi Argentina, tetapi di samping badai keuangan, Argentina telah dilanda oleh beberapa nasib buruk di luar kendali Macri.
Kekeringan terburuk dalam beberapa dekade memangkas panen kedelai dan jagung yang menjadi tulang punggung ekonomi Argentina. Perekonomian Argentina kini telah mengalami kontraksi selama tiga bulan berturut-turut, sektor pertanian terdampak paling dalam.
Ekonomi Argentina anjlok 6,7% pada bulan Juni, penurunan bulanan terburuk sejak krisis keuangan global tahun 2009.
 Foto: Dok. Reuters |
Janji kampanye utama Macri untuk menekan kemiskinan hingga nol dan menciptakan pekerjaan berkualitas untuk Argentina menjadi sorotan.
Macri mengakui awal bulan ini bahwa kemiskinan kemungkinan meningkat karena inflasi dan kemerosotan ekonomi, sementara jumlah pekerja yang terdaftar telah mulai menurun dari puncaknya pada bulan Desember 2017.
Pemerintah berencana untuk mengurangi belanja infrastruktur sebagai bagian dari ikrar untuk memangkas defisit anggaran di bawah kesepakatan IMF, yang berdampak banyaknya lapangan pekerjaan yang hilang. Itu bisa menjadi masalah ketika Macri bersiap untuk maju lagi pada 2019.
 Foto: Dok. Reuters |
Halaman Selanjutnya
Halaman