Kegiatan ini diselenggarakan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dalam Konferensi Dunia tentang Ekonomi Kreatif, atau The World Conference on Creative Economy (WCCE).
Acara tersebut akan berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center, pada 6-8 November 2018. Tema yang diusung adalah "Inclusively Creative".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 800 peserta dari dalam negeri, 200 luar negeri, tapi bisa lebih lah. Negaranya, ada 50 lebih negara," kata Kepala Bekraf Triawan Munaf dalam konferensi pers di Restoran Kaum Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Para tokoh nasional dan internasional yang dijadwalkan akan menjadi pembicara, diantaranya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Penulis "The Creative Economy" John Howkins, President of China Film Corporation Le Kexi, CEO Buka Lapak Achmad Zaky, Pengarang "Orange Economy" Felipe Buitrago Restrepo, serta CEO dan Founder Tokopedia William Tanuwijaya.
Pertemuan tersebut untuk membahas 4 isu utama, yaitu kohesi sosial, regulasi, pemasaran, ekosistem dan pembiayaan industri kreatif.
Dia menjelaskan dalam forum tersebut, Indonesia tidak akan menjual produk fisik apapun dari sektor ekonomi kreatif.
Triawan menjelaskan, pertemuan tersebut lebih bertujuan untuk membuka jejaring antar pelaku ekonomi kreatif dunia, sekaligus menghasilkan masukan-masukan untuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif sebagai pendorong perekonomian global.
"Kita tidak akan menjual apa-apa, nggak mau jual kuliner, musik. Kita itu ada, tapi nggak ada hard sale. Kita sharing kita, nggak mau menonjol sendirian, akhirnya nanti nggak inklusif. Semua punya waktu yang sama-sama curhat keterbatasan kreatif ekonomi di masing-masing negara," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman M. Fachir menyampaikan, pihaknya ikut berperan dalam penyelenggaraan WCCE untuk mendukung diplomasi ekonomi Indonesia.
"Keterlibatan Kementerian Luar Negeri dalam penyelenggaraan WCCE merupakan bentuk komitmen konkret dalam mendukung diplomasi ekonomi Indonesia," tambahnya. (hns/hns)