Kementerian ESDM: Program Biodiesel 20% Bukan Program Dadakan

Kementerian ESDM: Program Biodiesel 20% Bukan Program Dadakan

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 27 Sep 2018 09:55 WIB
Foto: Michael Agustinus
Jakarta - Pemerintah resmi memperluas penggunaan biodiesel 20% atau B20 ke kendaraan non PSO dari sebelumnya hanya kendaraan PSO. Sebelumnya, penggunaan B20 sudah dilakukan sejak 2006.

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan perluasan penggunaan B20 akhirnya bisa direalisasikan pada 2018 atau tepatnya pada 1 September kemarin.

"B20 itu secara program, bukan program dadakan. Bukan juga karena panik ini kondisi neraca perdagangan negatif. Biodiesel kita inisiasi sudah 2006 lalu," ujar Rida di bilangan Senopati, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rida menambahkan, dicampurnya solar dengan 20% minyak sawit menjadi B20 tidak membuat harganya naik. Harga yang dijual tetap seperti harga solar pada umumnya.

Hanya saja, ada selisih yang kemudian ditutupi oleh BPDP Kelapa Sawit. Hal ini kemudian disebut menjadi insentif agar program B20 bisa terus berjalan.

"Dengan dibentuknya BPDP, selisihnya tidak murni APBN tapi melalui BPDP," ujar Rida.



Penggunaan B20 oleh kendaraan PSO sebelumnya juga tidak ditemui kendala apapun. Bahkan, tidak ada kejadian kendaraan mogok karena menggunakan B20.

"Dr 2016 lalu nggak ada laporan atau kejadian truk mogok," tutur Rida.

Perluasan penggunaan B20 pada 1 September kemarin menjadi momentum yang tepat seiring neraca perdagangan Indonesia yang masih defisit. Hanya saja, Rida enggan menyebutnya sebagai program yang dadakan karena sudah dicanangka sejak lama.

Perluasan penggunaan B20 akan mengurangi impor BBM. Bahan baku B20 berupa kelapa sawit dihasilkan dari dalam negeri yang kemudian dibuat produk turunan dan dicampur solar menjadi B20.

"Kalau punya uang akan tetap tergantung ke luar negeri dari situ isu ketahanan energi mengemuka kenapa nggak pakai stok dalam negeri," ujar Rida.



Konsumsi BBM Sedikit Lebih Boros

Rida menambahkan dengan penggunaan B20, konsumsi BBM akan sedikit lebih boros sekitar 1-3%. Misalnya, kebutuhan konsumsi BBM kendaraan per hari 100 liter menggunakan solar atau B0, maka dengan menggunakan B20 konsumsinya naik menjadi 103 liter.

"Kesimpulannya itu lebih boros sampai 1-3%," kata Rida.

Akan tetapi, mesin kendaraan akan menjadi lebih bersih dengan penggunaan B20. Di tahap awal penggunaan, atau saat beralih dari B0 ke B20 mesin kendaraan melakukan penyesuaian.

"Meskipun untuk mobil lama awal-awalnya akan buat B20 sifatnya kaya sabun menguras mesin. Karat mesin masuk ke saringan, mogok begitu cabut ganti baru lancar," tutur Rida.

(ara/eds)

Hide Ads