Arif Budimanta Ikut Dorong Hijrah Ekonomi

Arif Budimanta Ikut Dorong Hijrah Ekonomi

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 05 Nov 2018 17:31 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional mengapresiasi kinerja pemerintah yang berhasil membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2018 sebesar 5,17% (yoy), meskipun lebih rendah dari pencapaian kuartal sebelumnya.

Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta, mengatakan angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya, di tengah perlambatan ekonomi global karena ketegangan perang dagang.

"Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III/2018 yang mencapai 5,17% tidak jauh dari proyeksi pemerintah di angka 5,2%, dan capaian ini cukup bagus," katanya di Jakarta, Senin (5/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Arif menyarankan agar pemerintah untuk tidak bergantung pada sektor konsumsi untuk mendongkrak pertumbuhan akan tetapi harus didorong dari sektor-sektor produktif.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari sisi pengeluaran, sumber pertumbuhan ekonomi terbesar berasal di dari pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencapai 2,69%. Selain itu, dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencapai 2,24%.


Arif menyambut baik kontribusi PMTB tersebut. Selain itu, dia mengharapkan agar kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi juga harus terus ditingkatkan. Dua komponen pertumbuhan ekonomi ini memiliki potensi daya serap tenaga kerja yang sangat besar, sehingga menjadi sangat penting.

Tak kalah pentingnya, lanjut Arif, Presiden Joko Widodo sudah mengingatkan pentingnya mendorong semangat produksi dibandingkan konsumsi. Imbauan tersebut disampaikan Presiden di hadapan ribuan relawan yang berasal dari kalangan pengusaha muda, akhir minggu lalu.

"Seperti yang dikatakan Presiden Jokowi, bahwa mari berhijrah dari yang konsumtif menjadi produktif, sehingga ini juga yang perlu menjadi kebijakan di masa yang akan datang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," ucap Arif, menirukan pernyataan Presiden.

Lebih lanjut ia menjelaskan, beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk dapat hijrah dari sektor konsumsi ke produksi ialah dengan fokus terhadap investasi di sektor-sektor yang menciptakan lapangan kerja dan berorientasi ekspor. Selain itu juga pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang juga berpotensi menyerap tenaga kerja.


Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat terus memberikan dukungan dan insentif bagi investasi yang memiliki kriteria seperti itu dan lebih berhati-hati pada investasi yang hanya mencari pasar di Tanah Air.

"Nantinya investasi ini akan mendorong growth karena banyaknya penyerapan tenaga kerja. Selain itu orientasi ekspor juga akan membantu penyeimbangan neraca perdagangan yang tentunya akan berpengaruh positif terhadap perekonomian," ucap Arif.

Selain itu, pemerintah diharapkan juga mampu menjadikan wilayah sebagai motor penggerak ekspor karena banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi komoditas ekspor yang belum terkelola dengan baik dan mayoritas di ekspor dalam bentuk mentah.

Lebih dari itu, dalam jangka yang lebih panjang, desa dan kelurahan bisa menjadi basis ekspor seiring dengan peningkatan kualitas dan kuantitas yang terus didukung oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan fiskal yang dilakukan.

"Jadi harus dipikirkan ke depannya, bagaimana desa bahkan hingga tingkat kelurahan mampu menjadi roda penggerak perekonomian tentunya dengan dukungan dari dana desa dan dana kelurahan," pungkas Arif.

(ega/hns)

Hide Ads