Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Anton J. Supit mengatakan, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan pemerintah agar lulusan SMK tak lagi jadi pengangguran.
"Dua pilar utama vokasi adalah pendidikan dan industri dan kedua unsur ini harus kolaborasi," kata Anton saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Senin (5/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anton menilai, dominasinya lulusan SMK mendominasi tingkat pengangguran juga karena salah pengelolaannya. Maksudnya, kurikulum dengan potensi tingkat kerja tidak dikelola dengan baik.
"Saya berikan secara umum tapi sebagai contoh kalau daerah potensinya pertanian sebaiknya SMK jurusan pertanian dan ada tempat praktek dengan porsi lebih banyak praktek di tempat kerja," ujar dia.
Dapat diketahui, jumlah penduduk usia kerja di Indonesia sebanyak 194,78 juta orang. Dengan rincian 131,01 juta merupakan angkatan kerja dan 63,77 juta orang bukan angkatan kerja.
Dari 131,01 juta orang, yang bekerja sebanyak 124,01 juta orang, sedangkan 7,001 juta orang merupakan pengangguran.
Menurut tingkat pedidikan, lulusan SMK paling mendominasi TPT di Indonesia. TPT yang berasal dari pendidikan SMK sebesar 11,24%, lulusan SMA sebesar 7,95%, lulusan diploma I/II/III sebesar 6,02%, lulusan universitas sebesar 5,89%, lulusan SMP sebesar 4,80%, dan sekolah dasar (SD) sebesar 2,43%. (hek/dna)