Pria yang akrab disapa CT ini mengungkapkan empat motor tersebut melalui inovasi, kreativitas, entrepreneurship dan kepahlawanan. Bagi CT, baik mahasiswa maupun alumni ITS perlu memegang teguh empat hal tersebut untuk masa depan yang lebih baik.
"Dalam rangka menumbuhkan inovasi, beberapa perguruan tinggi dunia seperti MIT, Harvard, dan Stanford mendirikan innovation lab. Melalui innovation lab ini penasihat dan mentor berpengalaman memberikan bimbingan kepada mahasiswa dan alumni terkait ide-ide bisnis yang mereka kembangkan," kata CT dalam orasi ilmiahnya di Dies Natalis ITS ke 58 di Kampus ITS Jalan Mulyorejo Surabaya, Sabtu (10/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal kedua yakni kreativitas, CT mengatakan pentingnya kreativitas. CT mencontohkan adanya Grab atau Go-Jek merupakan sebuah kreativitas. Misalnya dengan mempertemukan orang yang memiliki kendaraan namun tak berfungsi maksimal, dengan orang yang membutuhkan kendaraan.
"Sebenarnya pola pikir ini adalah pola pikir tradisional, tetapi dengan inovasi dengan menciptakan dan mempertemukan dua hal ini di dalam sebuah inovasi itulah kreatifitas," lanjut CT.
Setelah itu, menurut pria yang mendapat julukan 'Si Anak Singkong' ini, jiwa entrepreneurship juga penting untuk mendorong inovasi dan kreativitas. CT mengatakan seorang entrepreneur harus bisa membaca dan menangkap peluang.
"Entrepreneur adalah orang yang mampu membaca dan kemudian menangkap peluang," lanjutnya.
Sementara jika tak ada peluang yang bisa ditangkap, CT menambahkan inilah kesempatan untuk menciptakan peluang sendiri. "Maka jika tidak ada peluang, maka ciptakanlah. Kalau ada dibaca dan ditangkap, kalau tidak ada diciptakan," pesannya.
"Kita harus bisa memprediksi di masa depan, kalau kita sudah tahu kita membelinya dengan harga sekarang maka kita akan menang dalam kompetisi ini," imbuh CT.
CT juga berpesan kepada para pengusaha tak salah jika menjadi perfeksionis dalam memulai usaha. Baginya saat membuka usaha tak bisa dilakukan secara asal-asalan.
"Perfeksionis tidak salah, padahal untuk menjadi entrepreneur yang sukses dia harus jadi seorang perfeksionis.Jadi tidak boleh asal," kata CT.
Di momentum peringatan Hari Pahlawan ini, CT mengatakan sejarah lahirnya ITS Surabaya memang tak lepas dari semangat kepahlawanan. CT berpendapat semangat yang diwariskan para pahlawan masih sangat relevan untuk dilestarikan di era modern.
"Semangat pantang menyerah dan rela berkorban dalam rangka mewujudkan ITS baru harus kita gelorakan. Kita harus pantang menyerah untuk berinovasi dan berkreativitas," ujar CT.
Di hadapan ribuan alumni dan mahasiswa ITS, CT berpesan agar lebih gigih mewujudkan ITS yang berlandaskan inovasi, kreatifitas dan entrepreneurship. CT berharap ITS mampu melahirkan inovasi-inovasi sistem belajar mengajar untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berdaya saing tinggi.
"Kita menginginkan ITS menjadi motor penggerak masa depan Indonesia. Oleh karenanya kita berharap, kita melakukan perubahan sistem pendidikan di ITS harus berbasis inovasi, kreativitas dan entrepreneurship dan ITS harus mampu mereduksi semangat kepahlawanan," harapnya. (ara/ara)