"Kalau akhir 2019 kira-kira 15.000 MW paling tinggi 17.000 MW," kata Jonan di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Senin (26/11/2018).
Jonan tak menampik investasi di sektor ESDM menurun. Dia hanya menyebut disebabkan oleh banyak faktor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi yang saya katakan begini, kita mencoba mendudukkan investasi itu pada sektor-sektor kegiatan yang dibutuhkan," sambung Jonan.
Jonan mengatakan, terkait program 35.000 MW sebenarnya terdapat kelebihan (excess) dan cadangan mencapai 60%. Padahal, normalnya sebesar 30%.
Dengan pertimbangan tersebut, maka sebagian program kelistrikan digeser hingga tahun 2025.
"Biasanya rule of thumb kita excess power cadangan 30%, makanya kita geser sampai 2024-2025," ujarnya.
Jonan bilang, pembangkit yang telah terbangun saat ini sekitar 11.000 MW. Hingga akhir 2018, diperkirakan sampai 11.500 MW.
"Kalau tanya sekarang mungkin total sejak pemerintah sekarang 10.000-11.000 MW COD (commercial operation date), sampai akhir tahun 11.000-11.500 MW," tutupnya.
Tonton juga 'Jakarta akan Punya Pembangkit Listrik dari Sampah':