Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan berdasarkan jenis barang periode Januari hingga November 2018 yang paling banyak diimpor adalah mesin-mesin atau pesawat mekanik dengan nilai sebesar US$ 24,71 miliar tumbuh 25,89% dibandingkan periode 2017.
Kemudian untuk mesin atau peralatan listrik tercatat US$ 19,65 miliar atau tumbuh 22,02%. Lalu untuk impor besi dan baja US$ 9,12 miliar tumbuh 27,81%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Golongan barang kendaraan dan bagiannya sebesar US$ 7,5 miliar atau tumbuh 21,73%. Bahan kimia organik US$ 6,4 miliar tumbuh 18,56%. "Untuk benda-benda dari besi dan baja tercatat mengalami pertumbuhan yang tinggi 54,14% jadi US$ 3,56 miliar," ujar dia.
Sedangkan untuk serealia US$ 3,5 miliar tumbuh 30,17%. Kemudian sisa ampas atau sisa industri makanan US$ 2,8 miliar tumbuh 15,21%. Terakhir perangkat optik US$ 2,6 miliar tumbuh 15,14%.
"Impor bahan baku dan bahan penolong diharapkan bisa mendorong perekonomian. Barang modal diharapkan bisa tumbuh positif karena ini merupakan komponen dari pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Tonton juga 'Inovasi Baru: Perbaiki Mesin Pesawat dengan Robot Kecoak':
(kil/fdl)