Pada dasarnya hingga kini Garuda Indonesia masih beroperasi. Kinerja keuangan perusahaan juga semakin membaik meski masih berstatus rugi.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (15/1/2019), pada kuartal III-2018 Garuda Indonesia masih mengalami rugi bersih sebesar US$ 110,2 juta. Kerugian itu menurun dibandingkan rugi bersih periode yang sama di 2017 sebesar US$ 221,9 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Istana Respons Prabowo soal BUMN Bangkrut |
Jika dirinci biaya BBM turun dari US$ 1,09 miliar menjadi US$ 868 miliar, lalu biaya rental pesawat turun dari US$ 811 miliar menjadi US$ 799 miliar. Sementara biaya lainnya turun dari posisi US$ 1,55 miliar menjadi US$ 1,46 miliar.
Sebelumnya Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra atau yang akrab disapa Ari Ashkara menanggapi pernyataan Prabowo.
Ari mengaku tidak sepakat jika Garuda Indonesia disebut bangkrut. Memang hingga saat ini Garuda Indonesia masih beroperasi, meskipun dia menyadari perusahaan masih menemukan beberapa tantangan bisnis.
"Sebagai CEO, Garuda Indonesia kalau bangkrut mungkin saya sudah tidak di sini (perusahaan). Kalau dibilang challenging, yes," ujarnya di Penang Bistro, Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Sebelumnya, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto itu menyinggung soal bangkrutnya BUMN-BUMN. Bahkan, dia meminta masyarakat untuk bertanya langsung kepada BUMN seperti Garuda, Pertamina, dan PLN.
"Kita lihat sekarang BUMN-BUMN milik negara, milik rakyat, kebanggaan kita satu-satu hancur, satu-satu bangkrut. Tanya aja Garuda, pilot-pilot, tanya Pertamina, tanya PLN, tanya semua pabrik-pabrik milik negara. Saatnya rakyat merebut kembali kedaulatan negara," katanya (das/zlf)