Nah, di antaranya keduanya mana yang lebih banyak berkontribusi bagi keuntungan produsen? Pertanyaan ini disodorkan kepada salah satu perusahaan smartphone asal Negeri Tirai Bambu, OPPO.
PR Manager OPPO Indonesia Aryo Meidianto menjelaskan jika dilihat dari satu produk saja, keuntungannya memang lebih besar dari smartphone high-end.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara dari segi kuantitas, smartphone low-end unggul dari segi jumlah yang terjual.
"Low-end itu secara kuantitas menyumbang lebih banyak. Flagship itu di angka 20%, midle-end itu bisa sekitar 30-40%, sisanya itu low-end," jelasnya.
Meski demikian Aryo menjelaskan perusahaan punya alasan khusus dalam menentukan harga smartphone high-end. Seperti adanya upaya riset untuk teknologi baru yang dibawanya.
Baca juga: Mau Jualan Smartphone, Berapa Ya Modalnya? |
"Sementara di kelas entry level ya kami tinggal adaptasi dari yang atas turun, sama spesifikasi yang bawah," paparnya.
Sebagai informasi, smartphone OPPO R17 Pro yang melakukan pre-order pada 4-16 Januari lalu, sudah dipesan ribuan unit. Smartphone ini termasuk dalam kategori high-end yang dijual nyaris Rp 10 juta.
"Tidak bisa menyebutkan angka pastinya, tapi jumlahnya ribuan," ungkapnya. (prf/hns)