Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri Imam Haryono memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,3%. Dari proyeksi itu diperkirakan industri pengolahan non migas bisa tumbuh 5,57%.
"Dari proyeksi itu ada lima sektor industri yang diperkirakan akan tumbuh tinggi," tuturnya dalam acara Seminar Outlook Ekonomi dan Industri 2019 di Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Kamis (31/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imam menjabarkan kelima industri non migas yang akan tumbuh tinggi tahun ini antara lain, industri makanan dan minuman 9,86%, industri mesin 7%, industri tekstil dan pakaian jadi 5,61%, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki 5,4%, serta industri barang dari logam, elektronika dan komputer 3,81%.
Sementara untuk proyeksi pertumbuhan pada 2020 hingga 2024, sektor Industri informasi, teknologi, dan komunikasi (ICT) diproyeksikan memiliki pertumbuhan paling tinggi yakni 10,84-11,62%. Kemudian disusul industri transportasi yang diperkirakan tumbuh sekitar 8,68-9,11%.
Lalu industri jasa keuangan diproyeksikan tumbuh 7,15-7,84%. Sedangkan untuk industri manufaktur diperkirakan masih bisa tumbuh 5,4-7,05%.
Meski begitu sektor manufaktur dipercaya masih bisa memberikan kontribusi yang besar. Dari sisi kontribusi dunia, sektor manufaktur Indonesia memiliki kontribusi 20,5% atau berada di peringkat kelima.
Menurut Imam ada beberapa hal yang mampu mendongkrak industri tanah air saat ini. Seperti perang dagang yang membuat para investor di China berniat untuk memindahkan pabriknya ke Indonesia. (das/ara)