Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan ada 4 konsorsium yang telah lulus dalam proses pra kualifikasi. Mereka pun diundang untuk memasukkan penawaran tender.
Keempat konsorsium itu diantaranya PT Jasa Marga (Persero), PT Waskita Toll Road, PT Adhi Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero). Lalu ada konsorsium PT Pembangunan Perumahan (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) dan PT Misi Mulia Metrical.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini rencananya mulai pemasukan dokumen tender," ujarnya di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (25/2/2019).
Jika proses tender berjalan sesuai rencana, Danang bilang proses penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) bisa dilakukan pada awal Mei 2019.
Danang mengatakan, proyek tol dengan nilai investasi Rp 15,3 triliun terbilang cukup menarik. Sebab konstruksinya akan juga berfungsi sebagai tanggul laut di pantai utara Kota Semarang, mulai dari wilayah Kaligawe hingga Kali Sayung di Kabupaten Demak.
"Ini kan pertama kali memperkenalkan tujuan pembangunan jalan tol bukan hanya konektivitas tapi juga bagian tanggul laut Semarang. Itu untuk mengurangi dampak kenaikan muka air laut dan penurunan muka tanah di Semarang," ujarnya.
Menurutnya wilayah utara Kota Semarang sebagian sudah tergenang banjir dan rob. Bahkan ada satu kawasan industri yang sudah terbengkalai akibat banjir dan rob.
"Harapannya ini bisa membangun tol sekaligus merevitalisasi kawasan di sana. Begitu jalan tolnya dibangun kawasan industri tidak lagi terdampak rob, sehingga bisa merevitalisasi industri, ada ekonomi baru di sana," ucapnya.
Pembangunan jalan tol Semarang-Demak ditargetkan akan berlangsung selama dua tahun. Pembangunan dimulai pada 2019 dan ditargetkan beroperasi keseluruhannya pada tahun 2021.
Secara teknis Jalan Tol Semarang-Demak memiliki empat simpang susun yaitu Kaligawe, Terboyo, Sayung dan Demak. Kecepatan rencana 100Km/jam dengan arah pelebaran pada jalan tol ini adalah pelebaran ke dalam dengan jalur awal 2x2 dan jalur akhir 2x3.
Jalan Tol Semarang-Demak sepanjang 27 km dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas dan kapasitas jaringan jalan dalam melayani kawasan utara Jawa. Seperti diketahui kondisi lalu lintas kawasan utara Jawa kepadatannya cukup tinggi.