"Defisit transaksi berjalan, defisit neraca perdagangan membebani kita berpuluh-puluh tahun tapi tidak diselesaikan, padahal kuncinya kita tahu investasi dan ekspor, kuncinya di situ," kata Jokowi saat meresmikan Rakornas Investasi di ICE BSD, Banten, Selasa (12/3/2019).
"Tahu kesalahan kita, tahu kekurangan kita, rupiahnya berapa defisit kita tahu, kok nggak kita selesaikan, bodoh banget kita kalau seperti itu," tegas Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Realisasi neraca perdagangan Indonesia pada tahun lalu memang mengecewakan. Sejak Indonesia merdeka, neraca perdagangan yang defisit pada tahun lalu adalah kali keenam setelah 1945, 1975, 2012, 2013, 2014, dan 2018.
Angka defisit neraca perdagangan pada tahun 2018 bahkan menjadi yang paling besar semenjak tahun 1975. Total angka defisit neraca perdagangan tahun 2018 mencapai US$ 8,57 miliar.
Angka defisit itu didapat dari total ekspor Indonesia sepanjang 2018 mencapai US$ 180,06 miliar. Sementara impor tercatat US$ 188,63 miliar.
Angka ekspor naik tipis 6,65% secara tahunan, sementara angka impor naik 20,15% dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Defisit neraca dagang juga masih berlanjut di Januari 2019. Bahkan, BPS mencatat defisit neraca perdagangan pada Januari 2019 yang sebesar US$ 1,16 miliar menjadi yang paling dalam jika dilihat dari Januari 2014.
Berikut data neraca perdagangan RI selama 2018
Januari: defisit US$ 756 juta
Februari: defisit US$ 52,9 juta
Maret: surplus US$ 1,12 miliar
April: defisit US$ 1,63 miliar
Mei: defisit US$ 1,52 miliar
Juni: surplus US$ 1,74 miliar
Juli: defisit US$ 2,03 miliar
Agustus: defisit US$ 1,02 miliar
September: surplus US$ 227 juta
Oktober: defisit US$ 1,82 miliar
November: defisit US$ 2,05 miliar
Desember: defisit US$ 1,1 miliar (eds/ara)