"Usulan ini sudah kami sampaikan pada presiden. Dan Presiden Jokowi menerimanya dan pesan beliau agar segera diwujudkan," kata Ketua KEIN Soetrisno Bachir dalam keterangannya, Selasa (2/4/2019).
Hal itu disampaikannya saat menyampaikan pidato ilmiahnya dalam Dialog Ekonomi Keummatan di Universitas Pekalongan (Unikal), Pekalongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menerangkan, literasi UMKM pada lembaga keuangan, baik bank, lembaga keuangan non bank (IKNB), dan pasar modal minim. Padahal literasi dapat membantu UMKM untuk mengembangkan skala usahanya melalui produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhannya.
"Literasi keuangan yang baik akan mengantarkan UMKM memahami pengetahuan dasar keuangan dengan baik," jelas Soetrisno.
Pengelolaan sumberdaya keuangan yang baik akan mengantarkannya pada peningkatan skala usaha. Pada akhirnya, kata Soetrisno, akan meningkatkan kesejahteraan angkatan kerjanya.
Dalam literasi keuangan ini, kata pengusaha asal Pekalongan ini, industri perbankan bisa melakukan linkage program dengan koperasi-koperasi yang berkinerja sehat. Peran pemerintah dalam program ini memberikan stimulus dalam berbagai bentuk, baik mempergunakan instrumen moneter maupun fiskal.
Pengusaha asal Pekalongan ini menerangkan, keberadaan koperasi masih strategis dalam memberdayakan ekonomi kerakyatan karena tempat berhimpunnya usaha mikro dan kecil. Sebagai bukti, dalam kemajuan Pekalongan juga terdapat andil koperasi. Kabupaten ini dikenal melahirkan pengusaha-pengusaha yang merintis dari nol hingga menjadi pengusaha besar karena bergabung dengan koperasi.
Para pengusaha, lanjut Ketua dia, menyadari bahwa keberhasilannya ada dukungan dari koperasi. Karena itu, setelah sukses mereka tidak lupa untuk mengembangkan koperasi sehingga akan lebih banyak lagi melahirkan pengusaha-pengusaha andal.
Salah satu contohnya, koperasi-koperasi batik di Pekalongan menginisiasi pembentukan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI), yang kini kantornya berdiri megah di kawasan bisnis Jakarta. Keberadaannya dirasakan anggota koperasi dalam penyediaan bahan baku, pemasaran, dan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) koperasi.
Soetrisno menampik bila tindakan afirmatif ini sebagai kebijakan populis dan pilih kasih.
"Justru kalau usaha mikro dan kecil ini naik skala usahanya akan menciptakan simbiosis mutualis simbolis antara usaha mikro, kecil, menengah dengan usaha besar," kata Soetrisno. (idr/hns)