Pada kuartal I-2019, CAD tercatat sebesar US$ 6,96 miliar atau setara 2,6% dari produk domestik bruto (PDB). Angka itu lebih lebar dibandingkan kuartal I-2018 yang sebesar US$ 5,19 miliar atau 2,01% terhadap PDB.
"Sebelum bulan depan itu migas itu terutama avtur dan solar tidak lagi impor, kita mau pakai produk kita yang di dalam diolah di sini dan menurut Pertamina dan ESDM itu kita sudah tidak impor solar sama avtur bulan depan," kata Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (10/5/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses pengolahan minyak hasil dalam negeri dimulai pada Mei 2019 atau bulan ini, sehingga dampaknya terasa di Juni. Menurut Darmin, aksi tersebut akan membuat ekspor migas akan menurun dan impor migas pun akan turun.
"Itu berarti dia bisa mengubah crude oil menjadi avtur dan menjadi solar yang sesuai kebutuhan dalam negeri, baik jumlah dan kualitas," ujar dia.
Tidak hanya itu, kata Darmin, upaya pengolahan minyak produksi Pertamina ini pun akan membuat ekspor dan impor menjadi nol walaupun saat ini belum sepenuhnya.
"Tetapi arahnya akan nol dan memang nanti di ekspornya sedikit menurun, kan tadinya diekspor lalu diolah di dalam. Tetapi akan menolong untuk transaksi berjalan di samping upaya menjalani ekspor," ungkap dia. (hek/ara)