"Yang jelas kalau ini berkelanjutan pasti nomor satu pertumbuhan ekonomi China melambat, itu nanti impor dia turun, artinya ekspor kita dengan China terganggu," ujar Darmin di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (10/5/2019).
Dampak bagi perekonomian Indonesia akan berlanjut setelah pemerintah China membalas kebijakan Trump. Meskipun Indonesia tidak terlibat langsung dalam perang dagang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pasti dua-duanya akan rugi, tapi orang lain juga akan rugi itu masalahnya," tambah dia.
Sebelumnya, dikutip dari CNBC Indonesia Rabu (8/5/2019), kenaikan tarif tersebut setara dengan US$ 200 miliar impor barang China.
"Tarif impor ini naik 25% berlaku 10 Mei 2019," demikian keterangan US Trade Representative, Rabu malam (8/5/2019).
Baca juga: Trump Ancam China, Yuan pun Loyo |
Trump pada Minggu (5/5/2019) sempat mengancam menaikkan bea impor berbagai produk China senilai US$200 miliar menjadi 25%. Pernyataan Trump itu muncul di tengah optimisme global terhadap perundingan damai AS-China akan berjalan lancar.
Bea masuk terhadap produk-produk China sebesar 10%. Trump awalnya mengancam akan menaikkan bea impor awal 2019, ditunda karena China dan AS sepakat negosiasi dagang. (hek/ara)