Heboh Harga Tiket Pesawat Bandung-Medan Tembus Rp 21 Juta

Round-Up 5 Berita Terpopuler

Heboh Harga Tiket Pesawat Bandung-Medan Tembus Rp 21 Juta

Hans Henricus BS Aron - detikFinance
Rabu, 29 Mei 2019 20:35 WIB
Heboh Harga Tiket Pesawat Bandung-Medan Tembus Rp 21 Juta
Ilustrasi penjualan tiket pesawat/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Berita terpopuler detikFinance sepanjang Rabu (29/5) didominasi harga tiket pesawat Bandung-Medan tembus Rp 21 Juta. Pemudik pusing gegara tiket pesawat mahal minta ampun.

Apalagi tiket kelas ekonomi sudah habis, sehingga kalau mau naik pesawat harus beli tiket kelas bisnis. Harganya pun mahal, sebagai contoh Jika terbang dari Bandung ke Medan, kelas bisnis Garuda Indonesia dengan harga termurah Rp 13.400.700 dan termahal Rp 21.920.800. Itu pun harus transit kali dengan total waktu tempuh 11 jam hingga 15 jam 55 menit.

Contoh lagi di agen penjualan online Traveloka, untuk penerbangan 31 Mei rute Jakarta-Medan yang paling murah adalah Rp 3.747.000 untuk kelas ekonomi dengan maskapai Lion Air dan harus transit di Kuala Lumpur untuk ganti maskapai Batik Air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk penerbangan dengan kelas ekonomi tinggal tersisa itu saja. Pilihan lainnya adalah kelas bisnis. Ini pun harganya lebih mahal lagi yaitu Rp 9.943.500 untuk maskapai Garuda Indonesia.

Pihak maskapai pun buka suara menjelaskan tentang harga tiket pesawat yang mahalnya bukan main. Mau tahu informasi selengkapnya? Baca 5 berita terpopuler detikFinance Rabu (29/5) berikut ini

Pemudik Pusing! Harga Tiket Pesawat Bandung-Medan Tembus Rp 21 Juta!

Harga tiket pesawat mahal jelang lebaran bikin pemudik pusing untuk pulang ke kampung halaman. Apalagi semakin dekat dengan lebaran harga tiket yang tersedia tak masuk akal.

Berdasarkan penelusuran detikFinance, Rabu (29/5/2019) di agen penjualan online Traveloka, harga tiket pesawat untuk keberangkatan musim mudik sudah terlampau tinggi. Ambil contoh untuk penerbangan 31 Mei rute Jakarta-Medan yang paling murah adalah Rp 3.747.000 untuk kelas ekonomi dengan maskapai Lion Air dan harus transit di Kuala Lumpur untuk ganti maskapai Batik Air.

Untuk penerbangan dengan kelas ekonomi tinggal tersisa itu saja. Pilihan lainnya adalah kelas bisnis. Ini pun harganya lebih mahal lagi yaitu Rp 9.943.500 untuk maskapai Garuda Indonesia.

Salah satu pemudik pun mengurungkan niatnya untuk mudik ke Medan lantaran harga tiket pesawat tidak masuk akal. Hal itu diungkapkan oleh Nita, salah seorang karyawan swasta.

"Mending ke luar negeri aja kalau harga segitu," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Jika terbang dari Bandung ke Medan, pun lebih bikin pusing lagi pasalnya sudah tidak tersisa kelas ekonomi. Mau tidak mau pemudik harus memilih kelas bisnis Garuda Indonesia dengan harga termurah Rp 13.400.700 dan termahal Rp 21.920.800. Itu pun harus transit kali dengan total waktu tempuh 11 jam hingga 15 jam 55 menit.

Penjelasan Maskapai soal Tiket Pesawat Bandung-Medan Rp 21 Juta

Harga tiket pesawat kelas bisnis dari Bandung ke Medan bikin heboh. Di situs Traveloka harganya sampai Rp 21.920.800. Maskapai yang mengoperasikannya adalah Garuda Indonesia. Pihak maskapai pun memberi penjelasan.

VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menjelaskan, pada dasarnya Garuda Indonesia tidak punya rute penerbangan langsung Bandung-Medan. Yang bikin harga tiket tersebut bisa mahal karena transit di beberapa kota.

"Harus dicek, kalau di Traveloka dia mencari seat yang kosong sistemnya, semuanya diaduk-aduk. Jadi Garuda, Lion Air, Wings Air atau apa diaduk-aduk sama dia sistem bekerjanya begitu. Tapi kalau dilihat detail itu transitnya ada berapa," kata dia kepada detikFinance melalui sambungan telepon, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Bila dilihat lebih detail di Traveloka, penerbangan tersebut tercatat 2 kali transit yaitu Bandung-Bali, Bali-Jakarta, baru Jakarta-Medan. Transit tersebut tetap menggunakan maskapai yang sama, yaitu Garuda Indonesia.

Menurutnya tidak mungkin orang yang tinggal di Bandung ingin ke Medan mau transit dulu ke Denpasar, lalu ke Jakarta baru ke Medan. Mereka biasanya memilih menempuh jalur darat ke Bandara Soekarno-Hatta lalu naik pesawat ke Medan.

"Nggak mungkin lah (mau transit ke Denpasar), harganya mahal, membuang-buang waktu dan itu pekerjaan aneh juga sih," ujarnya.


Tiket Pesawat Bandung-Medan Rp 21 Juta, Lebih Murah Lewat Malaysia

Untuk mengakali mahalnya harga tiket ini, pemudik harus ada usaha ekstra, yaitu terbang lewat Kuala Lumpur yang kelas ekonominya masih tersedia. Jadi, pemudik terbang ke Kuala Lumpur, dari Kuala Lumpur baru terbang ke Medan atau tujuan lain di Sumatera. Waktu yang dihabiskan memang lebih lama karena ada jeda transit dan ganti pesawat, tapi biaya yang dihemat cukup lumayan.

Begini simulasinya:

Di situs penjualan tiket online Traveloka, detikFinance memilih penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur pada 31 Mei dengan waktu kedatangan 04.30 seharga Rp 1.925.000 maskapai Lion Air. Rute ini memakan waktu 2 jam 25 menit di udara

Dari Kuala Lumpur bisa ambil penebangan ke Medan dengan jam penerbangan 08.30 seharga Rp 1.764.200 maskapai Malaysia Air. Rute ini memakan waktu 1 jam di udara.

Dengan cara tersebut total biaya yang dikeluarkan adalah Rp 3.689.200 dan waktu tempuhnya ditambah menunggu transit adalah 7 jam 25 menit. Sedangkan bila langsung dari Jakarta ke Medan adalah 2 jam 25 menit.

Namun bila langsung, tiket yang tersedia tinggal kelas bisnis. Ini pun harganya lebih mahal lagi yaitu Rp Rp 9.943.500 untuk Garuda Indonesia.

detikFinance juga melakukan simulasi via Tiket.com. Tiket penerbangan Jakarta-Medan kelas ekonomi sudah tidak ditemukan.

Pemudik bisa memilih penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur dengan waktu kedatangan 04.30 seharga Rp 1.925.000 dengan Lion Air. Waktu tempuhnya adalah 2 jam. Setibanya di Kuala Lumpur bisa pilih penerbangan ke Medan pukul 07.30 seharga Rp 2.067.800 maskapai Batik Air. Waktu tempuhnya adalah 1 jam 5 menit.

Tiket Pesawat BDG-Medan Rp 21 Juta, Kemenhub Ajak Bicara Agen Online

Harga tiket pesawat kelas bisnis dari Bandung ke Medan bikin heboh. Di laman Traveloka harganya sampai Rp 21.920.800. Berhubungan dengan itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal mengajak bicara agen travel online tersebut.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Nur Isnin Istiartono menjelaskan pihaknya sudah mulai berkoordinasi dengan agen travel online.

"Iya sedang berkoordinasi bagaimana itu bisa dinetralisir lah nggak tahu gimana caranya, kan itu memang masalah (agen travel) online kan. Kami akan berkoordinasi," katanya di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Rabu (29/5/2019).

Dia pun mengingatkan agar masyarakat yang membeli tiket secara online berhati-hati. Pasalnya di agen travel online ada juga tiket pesawat yang dijual dengan transit. Misalnya Jakarta tujuan Medan transit dulu ke satu atau lebih bandara di kota lain. Kasus yang sama terjadi untuk penerbangan Bandung-Medan Rp 21 juta yang harus transit beberapa kali.

Adanya transit ini lah yang membuat tiket pesawat menjadi mahal karena jarak yang ditempuh menjadi lebih panjang, dan lagi total tiket yang harus dibayar adalah untuk beberapa penerbangan.

"Makanya hati-hati, hati-hati. Tadi disampaikan hati-hati dalam membeli tiket termasuk melihat di online. Cek betul, kalau normalnya sih nggak mungkin (semahal) itu," paparnya.

Kisah Inang-inang: 20 Tahun Bertahan Hidup Jadi 'Bank Berjalan':

"Saya punya anak 6, sudah berumah tangga 4 orang. Sudah bisa saya pestain, ala kadarnya dari ini," kata Irma (nama samaran), seorang 'inang-inang' yang ditemui di salah satu sudut kawasan Kota Tua, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

Pengakuan Irma tersebut merupakan salah satu buah dari pekerjaan yang telah dilakoninya selama 20 tahun menjadi seorang 'inang-inang'. Inang-inang merupakan bahasa batak yang artinya ibu-ibu. Panggilan ini kerap dialamatkan kepada mereka yang menawarkan jasa penukaran uang karena umumnya berasal dari Tanah Batak.

Wanita paruh baya kelahiran Balige, Sumatera Utara tersebut mengaku menggantungkan hidupnya sebagai 'bank berjalan' khusus penukaran uang sejak suaminya pensiun.

"Kalau saya karena suami saya sudah pensiun, jadi istilahnya inilah pencarian saya. Ini lah kerja saya jadinya. Sudah hampir 20 tahun saya kerja begini," kata Irma.

Menawarkan jasa penukaran uang dilakoninya sehari-hari karena kebutuhannya juga terus ada. Selain menjelang Lebaran, Irma juga menawarkan penukaran uang di hari-hari biasa yang umumnya dipakai oleh para pengusaha kelontong, pertokoan hingga hajatan.

Bulan ini juga menjadi berkah tersendiri bagi Irma. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, jasa penukaran uang ibarat memasuki musim panen.

"Ibaratnya inilah musim panennya," kata dia.


Hide Ads