5 Saran UGM Selamatkan Peternak Ayam Broiler

5 Saran UGM Selamatkan Peternak Ayam Broiler

Usman Hadi - detikFinance
Rabu, 26 Jun 2019 12:35 WIB
Foto: Usman Hadi
Jakarta - Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyoroti anjloknya harga ayam broiler hidup (live bird) beberapa waktu terakhir. Harga ayam broiler di tingkat peternak memang jatuh hingga titik terendah di kisaran Rp 7 ribu per kg.

Dekan Fakultas Peternakan UGM Yogyakarta, Prof Ali Agus, menuturkan dengan kondisi yang ada maka harus ada tindakan nyata untuk menyelamatkan para peternak ayam broiler. Menurutnya ada lima langkah konkret yang bisa dilakukan pemerintah.

"Kami dari Kampus Bulaksumur Yogyakarta menyerukan untuk dilakukan penyelamatan peternak dan pelaku industri peternakan ayam broiler melalui langkah konkret dan urgent," kata Ali dalam konferensi pers di Fakultas Peternakan UGM, Rabu (26/6/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah pertama untuk penyelamatan peternak ayam, kata Ali, bisa dilakukan dengan mengendalikan dan menjaga keseimbangan supply-demand daging ayam broiler. Caranya dengan mengurangi stock produksi bibit (DOC) secara transparan dan terukur.


"Kedua pemerintah (harus) segera menetapkan harga acuan atas dan harga acuan bawah baik untuk DOC, pakan, live bird maupun karkas. Sehingga setiap pelaku usaha baik yang di hulu maupun yang di hilir memiliki ruang yang fair dan adil," tuturnya.

"Harga acuan tersebut secara reguler (juga harus) dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan keadaan," sambungnya.

Selanjutnya, Fakultas Peternakan UGM menyarankan agar pemerintah menjaga dan meningkatkan proporsi usaha di sektor budidaya, sehingga memungkinkan peternak ayam broiler di sektor budidaya mampu mempertahankan usahanya.

"Keempat pemerintah perlu membantu memfasilitasi peternak atau pelaku usaha peternakan untuk memiliki usaha pemotongan (RPA/RPU) dan gudang penyimpanan, disamping untuk infrastruktur perkandangan yang lebih memadai," sebutnya.

"Kelima dalam jangka menengah dan panjang (perlu) restrukturisasi industri perunggasan yang efisien, berkeadilan, dan memberikan ruang bagi pemerataan akses berusaha perlu segera dipikirkan secara komprehensif demi menjamin kepastian usaha," tutupnya.


Jangka Pendek
Menurut Ali, sebenernya masih ada opsi yang bisa dilakukan peternak ketimbang membagi-bagikan ayamnya secara gratis ke masyarakat. Salah satunya dengan menyimpan daging ayam di gudang penyimpanan (cold storage).

"Kalau bisa (disimpan) di cold storage atau penyimpanan, atau mencari gudang-gudang mesin pendingin yang itu paling tidak bisa mengurangi biaya pemeliharaan (ayam broiler)," jelasnya.

Jika tak memiliki cold storage, kata Ali, peternak ayam bisa bekerjasama dengan pihak-pihak lainnya yang memiliki usaha pemotongan ayam (RPA) sekaligus cold storage. Namun Ali menyadari opsi ini tak mudah direalisasikan.

"Peternak-peternak ini kan 'lemah', dia networknya terbatas, modalnya pun juga terbatas, sehingga perlunya network itu hampir mutlak. Makanya saya menyarankan peternak-peternak itu sering kumpul," sebutnya.

"Kalau perlu tak fasilitasi nggak apa-apa, dijadikan sekretariat Fakultas Peternakan UGM siap. (Fakultas Peternakan UGM siap) menjadi alamat sekretariatnya asosiasi peternak ayam broiler misalnya," pungkas Ali. (fdl/fdl)

Hide Ads