Debut Fintech Pertama di Pasar Modal, Sahamnya Langsung Auto Reject

Debut Fintech Pertama di Pasar Modal, Sahamnya Langsung Auto Reject

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 12 Jul 2019 10:09 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Jakarta - PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT) hari ini resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal. Perusahaan ini menjadi perusahaan fintech pertama yang menghimpun dana dari pasar modal.

Saat dicatatkan pertama kali, saham HDIT langsung menguat 49,52% atau 260 poin dari ke harga harga penawaran Rp 525 per lembar ke level Rp 785 per saham. Saham ini langsung kena auto reject.

Perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan aplikasi perdagangan melalui internet (e-commerce) serta pendistribusian produk digital ini melepas sebanyak-banyaknya 381,17 juta saham atau sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dana yang dihimpun perusahaan mencapai Rp 200,11 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari dana hasil IPO itu akan digunakan sekitar 65 persen untuk peningkatan modal kerja Davestpay. Selain itu, perseroan juga berniat mengakuisisi maechant berupa UMKM (warung) dan individu, pembelian persediaan barang dagang, uang muka persediaan barang dagang, serta pembiayaan piutang usaha kepada pelanggan.


Perseroan sendiri telah memiliki 4 anak perusahaan yang bergerak di bidang fintech. Diantaranya adalah PT Biropay Indoteknologi Global (BIG), PT Emposh Sinergi Asia (ESA), PT Motransfer Otoritas Internasional (MOI) dan PT Doeku Peduli Indonesia (DPI) yang produk-produknya terintegrasi.

Lalu sekitar 10% dana hasil IPO itu akan digunakan untuk meningkatkan sistem teknologi komunikasi, serta pengembangan SDM. Sisanya, akan digunakan untuk pembelian bangunan guna menunjang operasional perusahaan.

Sebagai informasi, Hensel Davest Indonesia didirikan pada 2013 sebagai perusahaan yang memproses transaksi multi-biller. Perseroan memulai usaha dari pulsa elektrik hingga ke prepaid listrik dan biller lainya seperti BPJS dan PDAM.


Pada 2015, perusahaan yang berfokus di sektor B2B ini meluncurkan aplikasi DavestPay untuk menyasar segmen B2C. Saat ini, Hensel Davest Indonesia memiliki lebih dari 150.000 jaringan agen yang tersebar di seluruh Indonesia dan memproses lebih dari 600.000 transaksi dari ratusan produk per harinya.

Perusahaan yang berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan ini juga merupakan perusahaan distribusi produk digital, perdagangan online atau e-commerce dan teknologi dengan fokus menyasar pasar di wilayah Indonesia bagian timur.


Kominfo Akan Blokir Fintech Ilegal Tanpa Menunggu Aduan:

[Gambas:Video 20detik]


Debut Fintech Pertama di Pasar Modal, Sahamnya Langsung Auto Reject



(das/zlf)

Hide Ads