BI Luncurkan Standar QR Code, Bayar-bayar Nggak Perlu Ribet

BI Luncurkan Standar QR Code, Bayar-bayar Nggak Perlu Ribet

Vadhia Lidyana - detikFinance
Minggu, 18 Agu 2019 10:10 WIB
BI Luncurkan Standar QR Code, Bayar-bayar Nggak Perlu Ribet
Foto: Fuad H
Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo resmi meluncurkan QR Code Indonesia Standart (QRIS) usai memimpin upacara HUT Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia.

"Dengan memanjatkan puji syukur dan juga memohon hidayat dari Allah SWT, dengan mengucapkan bismillahirahmanirrahim, saya nyatakan QRIS Unggul diberlakukan secara nasional untuk memperlancar sistem pembayaran kita yang aman, lancar, dan efisien," kata Perry di lapangan upacara BI, Jakarta, Sabtu (17/8/2019).

Perry mengatakan, terdapat 41 lembaga keuangan yang terdiri dari bank dan penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) yang ikut meluncurkan QRIS Unggul hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua yang hadir adalah 41, 21 anggota working group, 20 PJSP yang kita berikan izin mulai secara QRIS. Ini adalah bukti Indonesia di era ekonomi keuangan digital ini betul-betul unggul," tutur Perry.

Simak berita lengkapnya di sini.
Perry membeberkan, QRIS Unggul ini memiliki makna tersendiri, yakni universal, gampang, untung, dan langsung. Universal yakni penggunaan QRIS bersifat inklusif untuk seluruh lapisan masyarakat baik merchant (penjual) di pusat-pusat perbelanjaan hingga tukang bakso. Universal ini juga bermakna dapat digunakan untuk transaksi pembayaran di domestik dan luar negeri. Gampang yakni masyarakat dapat bertransaksi dengan mudah dan aman dalam satu genggaman ponsel.

Lalu, transaksi dengan QRIS menguntungkan pembeli dan penjual karena transaksi berlangsung efisien melalui satu kode QR yang dapat digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel. Terakhir, langsung, transaksi dengan QRIS langsung terjadi (real time), karena prosesnya cepat dan seketika sehingga mendukung kelancaran sistem pembayaran.

"QRIS ini juga unggul, 'un' universal. Semua lapisan masyarakat bisa menggunakan ini, penjual bakso, mie goreng. Tapi selain itu juga universal bisa dipraktikkan secara internasional. QRIS ini dalam revolusi keuangan sangat gampang. What you need only handphone. Melalui uang elektronik kredit debit dimana pun tinggal tempel saja, sepanjang ada uangnya, transaksi langsung bisa jalan. Terkait dengan untung, tidak hanya perbankan yang untung tapi juga penjual bakso, mie goreng, mie kocok, karena begitu cepat melakukannya. Efisiensi akan lebih cepat, volume lebih cepat. Dan yang terakhirnya, langsung adalah real time, seketika. Begitu kita lakukan tapping dengan QRIS langsung transaksi bisa terjadi tidak hanya jual beli tapi juga pembayaraannya," beber Perry.

Saat ini, transaksi dengan QRIS baru bisa menggunakan electric money base, yakni dengan saldo uang elektrik. Sedangkan, untuk integrasinya dengan kartu debit maupun kartu kredit akan dilaksanakan mulai Januari tahun 2020.

Perry mengungkapkan, dengan penyeragaman ini, masyarakat dan merchant tak perlu takut biaya transaksinya mahal. Sesuai dengan salah satu makna dari QRIS Unggul, yaitu untung, Perry mengatakan masyarakat maupun merchant diuntungkan apabila bertransaksi melalui QR code ini.

"QR code ini mampu mempercepat transaksi dan biayanya kami pastikan murah, jadi untung," tutur Perry.

Perry menuturkan ada beberapa jenis merchant yang nantinya memiliki besaran biaya per transaksi (transaction fee) yang berbeda-beda.

Untuk transaksi reguler, Perry mengatakan biaya transaksinya dari persentase Merchant Discount Rate (MDR) atau yang dibebankan kepada merchant hanya 0,7% baik on us (bank yang sama) maupun off us (bank yang berbeda).

Kemudian, untuk transaksi pendidikan, seperti pembayaran pendidikan dan sebagainya, lebih murah lagi, yaitu 0,6% persentase MDR-nya, baik on us maupun off us.

Lalu, untuk transaksi pembelian bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hanya dikenai 0,4% persentase MDR.

Terakhir, untuk bantuan sosial ataupun donasi, baik dari pemerintah maupun swasta, tidak dikenakan biaya transaksi alias gratis.

Pajak dari setiap transaksi melalui QRIS ini pun langsung disalurkan ke pemerintah daerah (Pemda) sesuai lokasi merchant tersebut.

"Dengan QR Code ini transaksi bisa sangat cepat. Nanti pajaknya directly ke pemerintah daerah. Sudah ada beberapa di Banyuwangi dengan QRIS ini," ungkap Deputi Gubernur BI Sugeng yang turut hadir dalam Grand Launching QRIS Unggul.

Sugeng memaparkan, transaksi bantuan sosial (bansos) pun dapat dilakukan menggunakan QR Code ini. BI juga berencana mengembangkan layanan QR Code ini sebagai sistem pembayaran di sejumlah transportasi publik.

"QRIS kita kembangkan agar kegiatan yang inklusif dan elektronifikasi kita lancar. Digunakan untuk bansos bisa, tentunya banyak transaksi lain yang dielektronifikasi. Kita ada program transportasi, di samping kartu bisa gunakan handphone," terang Sugeng.

Salah satu tujuan utama meluncurkan QRIS ini adalah dalam melaksanakan strategi inklusi keuangan. Sehingga, masyarakat di perkotaan hingga pedesaan bisa mengenali cara baru bertransaksi. Pasalnya, masyarakat desa sebagian besar masih belum mengenal sistem perbankan maupun mekanisme transaksi lain apalagi yang sudah menggunakan metode digital.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja yang juga hadir dalam peluncuran QRIS Unggul mengatakan, masih ada instrumen lain yang harus diselesaikan untuk memperluas layanan QR Code ke desa-desa. Instrumen utamanya yakni penguatan jaringan telekomunikasi yang merupakan kunci dalam bertransaksi menggunakan QR Code.

"QRIS ini bisa lebih cepat penggunaannya, perluasannya. Tapi kita perlu siapkan misalnya sinyal. Kalau di kota besar sih tidak masalah ya, tapi untuk pedesaan, kerja sama dengan penyedia jasa telekomunikasi itu perlu didukung. Karena tidak mungkin bank yang menyediakan BTS (Base Transceiver Station atau pemancar jaringan). Jadi sinyal itu harus dari telekomunikasi yang support," ujar Jahja.

Instrumen kedua yakni edukasi masyarakat. Transaksi dengan QR Code ini menurut Jahja perlu diajarkan secara langsung, masyarakat perlu melihat praktiknya. Ia sendiri pun mengedukasi staf-stafnya di BCA dengan mempraktikkan pembayaran QR Code yang sebelum adanya QRIS ini melalui layanan Sakuku.

"Dan juga edukasi. Makanya kalau ditanya target kita susah ya, yang penting orang mulai menggunakan. Jadi saya sendiri waktu Sakuku pakai QR transfer, saya langsung coba transfer ke staf-staf di bawah saya sebagai contoh saja. Dan mereka wajib lakukan hal yang sama ke staf-stafnya juga," papar Jahja.

Hide Ads