Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, di era industri 4.0 hampir seluruh lapisan negara bisa mengambil kesempatan. Oleh karena itu pemerintah saat Nota Keuangan menekankan bahwa perekonomian Indonesia nantinya juga akan mendorong perkembangan revolusi industri tersebut.
"Kita semua tahu revolusi industri 4,0 yang ditandai perkembangan teknologi digital, itu beri kesempatan dan tantangan yang berbeda dibandingkan revolusi industri yang sebelumnya. Kalau dulu industri 1, 2 dan 3 hanya untungkan negara yang sudah maju, tapi di 4.0 kesempatan sudah muncul dan dikapitalisasi oleh negara yang belum maju pun, termasuk yang income rendah," ujarnya dalam acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2019 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (23/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu semua menunjukkan bahwa Indonesia bisa ciptakan perusahaan besar dan punya potensi. Studi McKinsey akan ada 3,5 juta tenaga kerja baru sampai 2025, itu sesuai dengan kondisi sekarang dengan bonus demografi. Mereka memiliki kesempatan untuk meng-create pekerjaan baru dan menciptakan efisiensi di berbagai bisnis model," tambahnya.
Indonesia, kata Sri Mulyani diuntungkan dengan adanya bonus demografi pada 2030. Di mana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya.
Dia juga percaya ke depan generasi baru akan mampu menjadi inovator baru. Terlebih zaman sekarang balita pun sudah kenal akan teknologi.
"Terutama dari generasi muda, dari lahir sampai familiar dengan teknologi. Sekarang bayi 1-2 tahun bisa swipe (smartphone). Mereka tahu, otaknya bisa rekam dan pelajari lebih cepat, bahkan sebelum mereka bisa bicara. Ini suatu yang luar biasa," tambahnya.
Menurutnya dengan bonus demografi dan komposisi populasi, potensi ekonomi dengan GDP akan berada di atas US$ 1 juta.
"Maka Indonesia punya modal untuk ini dan bisa ciptakan kesempatan baru. Tapi kita tahu, dunia tidak linier dan mulus, ada tantangan dari eksternal dan internal," tutupnya.
(das/eds)