Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan standar insinyur tanah air dengan asing sudah sama karena telah dibentuk data base keinsinyuran.
"Ini bukan hal mudah, mencetak SDM unggul harus dimulai dari sebuah data base sehingga kita tahu peta kekuatan kita, sebelum membuat sebuah peta jalan yang terintegrasi menuju tujuan bersama. Bukankah data lebih mahal dari minyak? Pak presiden kami sudah mulai melakukannya," kata Heru di acara Conference ASEAN Federation of Engineering Organization (CAFEO) ke-37 tahun 2019 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penciptaan SDM unggul, dikatakan Heru harus diawali dengan pembangunan data base keinsinyuran.
"Sehingga, kita tahu peta kekuatan kita, sebelum membuat sebuah peta jalan yang terintegrasi menuju tujuan bersama. Bukankah data lebih mahal dari minyak?" ujarnya.
Dari data base yang dibuat, Heru mengungkapkan nantinya para insinyur yang masuk sudah disertifikasi dan diregistrasi dengan standar internasional lengkap dengan klasifikasi dan standar kompetensinya. Data base ini juga merupakan tindak lanjut dari UU Keinsinyuran yang sudah diterbitkan Pemerintah. Ke depannya, para lulusan vokasi pun bisa masuk dalam data base tersebut.
"Standarisasi kompetensi ini memungkinkan diberlakukannya standarisasi remunerasi, termasuk untuk insinyur asing yang bekerja di Indonesia.
Gaji para insinyur tanah air setara dengan asing pun dikarenakan PII berhasil membawa lembaga akreditasi prodi teknik nasional, yakni Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) kini setara lembaga akreditasi dunia. Lalu, sertifikasi insinyur profesional Indonesia yang telah disetarakan dengan standard APEC eng register di wilayah Asia Pasific dan Acpe di ASEAN.
"Database ini kami harapkan bisa menjadi sumbangsih kami yang nantinya bisa disinergikan dengan pusat manajemen talenta yang akan dibuat pemerintah," ungkap dia.
"Keinsinyuran adalah transformasi. Transformasi digital telah membawa kita masuk ke era baru, era di mana karya-karya insinyur masa kini semakin bermanfaat dan menjadi seharian kita. Ini saatnya para insinyur mentransformasi diri, meninggalkan cara-cara lama dan mulai beradaptasi dengan cara-cara baru di era distruptif ini," sambungnya.
(hek/fdl)