Tips Kelola Uang Biar Sukses Jadi Perias Mayat

Tips Kelola Uang Biar Sukses Jadi Perias Mayat

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 22 Sep 2019 19:31 WIB
Foto: Merias Jenazah
Jakarta -
Perias jenazah merupakan salah satu profesi yang masuk dalam kategori informal. Pemasukannya tergantung dari job yang datang.

Jika lagi banyak panggilan tentu tidak pusing memikirkan kebutuhan sehari-hari. Tapi jika sedang sepi job bisa bikin stres.

Perencana Keuangan Andy Nugroho menjelaskan, sebenarnya bagi perias jenazah yang penghasilannya tidak menentu alokasi untuk pengeluarannya sama dengan formula pengeluaran untuk karyawan biasanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"55% untuk konsumsi sehari-hari, termasuk di dalamnya membayar cicilan utang bila ada," terangnya kepada detikcom, Minggu (22/9/2019).



Lalu sekitar 10% untuk ditabung atau investasi, 10% untuk dana darurat, 10% kesenangan pribadi, 5% untuk amal dan yang membedakan adalah 10% untuk meningkatkan skill dalam mencari uang.

Kemudian yang membedakan, bagi pekerja informal yang pemasukannya tidak menentu adalah memprioritaskan untuk menabung atau investasi dan dana darurat. Porsinya bisa diperbesar.

"Walaupun mungkin presentasenya tidak selamanya bisa ideal, sebaiknya tetap dilakukan. Ketika sedang banyak orderan dan rejeki, tidak ada salahnya untuk diperbesar presentase menabungnya," tanbahnya.

Bila memungkinkan lagi, Andy menyarankan agar bisa juga untuk mulai menyisihkan tabungan jangka panjang. Fungsinya untuk tabungan hari tua setelah pensiun. Berbeda dengan karyawan yang biasanya perusahaan sudah menyiapkan dana pensiun.



Di sisi lain, Andy juga menekankan, pekerja informal harus lebih bijak dalam gaya hidup dan pengeluaran untuk kesenangan pribadi.

"Bukan tidak boleh untuk bersenang-senang, namun bila kondisi sedang tidak memungkinkan atau sepi orderan, sebaiknya kurangi atau skip dulu memberi reward bagi diri sendiri," tambahnya.

Terakhir, dia menyarankan agar perias jenazah juga tidak mengabaikan asuransi dan yang paling penting asuransi kesehatan. Paling tidak bisa menjadi peserta BPJS Kesehatan.

"Atau juga bisa ditambah dengan asuransi swasta. Sehingga ada yang mem-backup biaya perawatan kesehatan bila sakit. Budget pembayaran premi asuransi tersebut dimasukkan ke pos pengeluaran konsumsi rutin tersebut," tutupnya.





(das/zlf)

Hide Ads