Jakarta -
Tidak disangka kan kalau pembahasan tentang Boba Factor ini ternyata cukup seru dan sering secara tidak sadar bisa membuat kita tercengang. Kenapa demikian?
Karena sadar atau tidak sadar, contoh produk, kondisi, dan skema keuangan yang saya berikan di artikel ini dan dua artikel sebelumnya ternyata sangat dekat dengan keseharian kita semua, dan bahkan mungkin saja anda sudah menjadi korbannya.
Oke, penutup dari Boba Factor ini adalah hal yang paling kita sering dengan namun harus kita hindari, adalah:
Kesulitan keuangan biasanya membuat seseorang harus memutuskan berutang. Namun, di tengah perjalanan membayar utang, masalah baru yang datang membuat seseorang mengambil keputusan baru untuk menutup utang dengan utang baru.
Pilihan ini pada awalnya tampak baik-baik saja. Namun, membiasakan diri menutup utang dengan membuka utang baru bisa berakibat fatal jika dilakukan terus menerus. Alih alih selesai dari utang, kemudian malah terancam tak bisa lepas dari jeratan utang.
Ketika seseorang merasa mudah menemukan solusi membayar utang dengan mengandalkan uang dari pihak lain, membuat ia jadi 'menggampangkan diri' untuk berutang. Padahal solusi meminjam uang dari pihak lain hanyalah bersifat sementaraβbukan menyelesaikan secara tuntas.
Rasa aman dan mudah di awal yang tidak disertai dengan pemikiran panjang, membuat banyak orang mudah terjebak dengan sistem gali lubang tutup lubang ini.
Logika yang menjelaskan mengapa terjadi peristiwa gali lubang tutup lubang ini adalah pada saat seseorang tidak lagi mampu membayar utang dengan penghasilannya, ia tetap akan berusaha menutup utangnya sebelum jatuh tempo terjadi dengan cara mengambil utang baru untuk menutup utang lamanya.
Padahal nominal utang yang akan dipinjam pasti akan lebih besar dibanding utang lamanya, kenapa demikian? Sebab jumlah utang baru yang dibutuhkan, akan digunakan untuk membayar pokok utang sekaligus beban bunganya.
Peristiwa ini dapat terjadi berulang kali hingga akhirnya hampir atau malah seluruh penghasilan seseorang akan habis hanya digunakan untuk membayar utang. Bahkan tak sedikit pula yang sampai mengalami minus neraca keuangan pribadi yang semakin dalam karena harus memenuhi kebutuhan sehingga terjebak untuk mengambil utang baru lagi dan lagi dalam rangka menutup utang-utang sebelumnya. Miris bukan?
Beberapa hal yang telah saya sebutkan tadi untuk menunjukkan bahwa konsep boba factor ini mengajak kita agar tak lagi mudah tergiur dengan kepuasan sesaat tanpa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kondisi keuangan terlebih dahulu sebelum memutuskan suatu pilihan.
Adalah menjadi prioritas agar kita memulai merefleksikan, mengingat kemudian mencatat, apakah sebenarnya yang menjadi prioritas keuangan kita pada saat ini dan rencana di masa depan. Penting pula menjadi catatan kita agar jangan pernah bosan untuk selalu waspada terhadap penawaran produk keuangan yang tampak menggiurkan pada awalnya namun berpotensi menghancurkan pada akhirnya.
Cara yang paling mudah untuk menemukan boba factor anda adalah apakah anda telah membiasakan melakukan pencatatan pembelanjaan secara rinci setiap bulannya. Banyak orang yang menganggap pencatatan pengeluaran secara rinci sulit untuk dilakukan biasanya disebabkan banyaknya pengeluaran setiap harinya.
Padahal sebenarnya jika anda masih saja memberikan argumentasi tentang ribet dan sulitnya mencatat, besar kemungkinan boba factor anda bisa tak terkendali dan malah semakin menjadi-jadi di tengah penawaran produk investasi abal-abal yang promonya besar-besaran atau pemberi pinjaman yang terkesan sangat memudahkan namun sejatinya malah menghancurkan.
Hidup itu sesungguhnya murah, yang mahal itu sebetulnya hanyalah gayanya. Oleh karena itu, senantiasa waspada sebelum bertindak dan membuat laporan pencatatan keuangan yang baik dan benar adalah suatu usaha yang bijak untuk membiasakan diri bersiap sedia menjemput kebaikan-kebaikan yang lebih banyak untuk diri kita di masa depan.
Untuk dapat membuat pencatatan, anda bisa menggunakan aplikasi pencatatan gratis, salah satunya yang kami rekomendasikan bisa diunduh di sini.
Selain itu anda juga bisa mengikuti kelas dan workshop, infonya bisa anda dapatkan dari aplikasi tersebut diatas atau anda bisa cek di sini.
Demikian pembahasan kita mengenai apa itu boba factor. Semoga dengan memegang teguh prinsip - prinsip kewaspadaan sebelum menentukan pilihan. Hal ini akan menjadikan kemampuan pengelolaan keuangan kita akan semakin kokoh dalam menghadapi situasi masa depan yang kian sulit diprediksi, aamiin.
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari mitra yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.
Halaman Selanjutnya
Halaman