Dalam berwirausaha, selain memerlukan modal finansial, ada faktor lain yang tak kalah penting yaitu ide kreatif untuk mengembangkan bisnis yang ingin dijalankan. Tentu ide ini tak muncul begitu saja, melainkan ada inspirasi yang memantik sehingga lahir gagasan-gagasan kreatif untuk membangun bisnis yang unik.
Tahun ini, Bank Mandiri dalam program CSR menyelenggarakan Wirausaha Muda Mandiri 2019 untuk mengembangkan kewirausahaan di Indonesia. Lima Kampiun Wirausaha Muda Mandiri pun telah terpilih mewakili lima kategori. Berikut ini lima sumber inspirasi bisnis kelima juara dalam mengembangkan usaha yang telah sukses dibangun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ide kreatif bisa muncul dari mana saja, termasuk udang. Hewan air ordo Decapoda ini menjadi sumber inspirasi Dedi cahyadi, pengembang teknologi Nanobubble yang berhasil meraih penghargaan Best of The Best dalam Kompetisi Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2019.
Alumni Teknologi Lingkungan ITB ini ingin menciptakan ekosistem air yang baik bagi pertumbuhan udang. Dedi mengungkapkan, agar udang dapat tumbuh sehat dengan baik memerlukan kualitas air yang baik dengan memiliki kadar oksigen yang cukup.
Untuk mewujudkan kualitas air dengan kadar oksigen yang cukup, ia berinovasi menghasilkan teknologi Nanobubble yang mampu menginjeksikan gas ke dalam perairan dengan sangat efisien.
Melalui inovasi teknologi Nanobubble, Dedi telah membantu para petambak udang dan meningkatkan hasil panen udang empat kali lipat dibanding hasil panen biasa tanpa menggunakan Nanobubble.
2. Kondisi Ekonomi Pengrajin Lokal (Brian Karno Jan - Mendekor.com)
Realitas sosial rupanya bisa menjadi inspirasi seseorang untuk melakukan sesuatu yang menimbulkan dampak sosial yang positif. Hal ini diakui CEO Mendekor.com Brian Karno Jan, di mana ia prihatin melihat fakta bahwa pengrajin lokal gulung tikar serta hidup di bawah standar kesejahteraan.
Memiliki minat pada bidang seni kreatif dalam bentuk dekorasi dan furniture, Brian memutuskan untuk memulai bisnis produk kerajinan untuk hiasan dekorasi ruangan. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, Brian melibatkan 150 pengrajin lokal dari sembilan daerah di Indonesia sebagai supplier bisnisnya.
Selain menghasilkan keuntungan, melalui bisnis ini Brian telah mendorong serta menghidupkan kembali geliat ekonomi tangan-tangan kreatif pengrajin lokal Indonesia.
3. Hobi Traveling (Kris Samuel - Uttara)
Hobi yang paling menyenangkan adalah hobi yang bisa menghasilkan keuntungan. Kris Samuel, pria asal bandung ini gemar melakukan travelling atau kegiatan outdoor. Tak hanya itu, ia pun aktif sebagai tour leader.
Ide bisnisnya pun muncul ketika ia tak kebagian kamar, dan akhirnya memutuskan tidur di luar dengan tempat tidur gantung yang disebut hammock yang ia buat sendiri. Melihat hammock tersebut, kelompok tur yang dipimpin Kris tertarik untuk memiliki.
Sejak itu ia memutuskan untuk memproduksi hammock dari skala kecil dengan sistem pre order, yang kemudian berkembang menjadi bisnis yang potensial dan telah menghasilkan berbagai produk outdoor yang menyasar segmen pasar traveller pemula, yang ingin memiliki perlengkapan outdoor berkualitas dengan harga terjangkau.
4. Sambal (Muhammad Yamin Rachman - Sambal BaBa)
Kecintaannya pada dunia kuliner membawanya menjadi seorang entrepreneur yang berfokus pada sambal. Selain hobi makan, Muhammad Yamin Rachman yang berdomisili di Papua ini gemar memasak.
Sambal pun tak luput dari perhatiannya saat kulineran. Dari sambal pula kini ia bergelut memproduksi sambal dengan cita rasa lokal khas Papua. Menariknya, Yamin memasukkan unsur potensi sumber daya alam yang melimpah di daerahnya yaitu Ikan Tuna Asar sebagai bahan baku pembuatan sambal, yang kini produknya populer dengan nama Sambal BaBa Asar.
Selain ingin memudahkan para pecinta sambal tanpa perlu menguleg, Yamin ingin mengenalkan SamBal BaBa sebagai produk kuliner Papua yang bisa go nasional bahkan internasional.
5. Tingkat Pengangguran Pemuda-pemuda Desa (Nofi Bayu Darmawan - Kampung Marketer)
Seperti halnya Brian Karno Jan, permasalahan sosial yang terjadi di kampung halaman Nofi Bayu Darmawan telah menggerakannya untuk mengambil keputusan besar yakni resign dari Kementerian Keuangan agar dapat pulang kampung membangun desa.
Ia melihat tingginya laju urbanisasi para pemuda di desanya, serta angka pengangguran yang tinggi. Ia ingin dengan ilmu yang dimiliki, dapat memberi dampak sosial yang positif. Lewat Kampung Marketer yang dirintisnya, Nofi telah menjadi sosial enterprise yang berhasil melahirkan lebih dari 700 pemuda di desanya menjadi SDM berkualitas yang dapat diterima oleh pasar dunia kerja.
Upaya ini ia bangun dengan membekali mereka dengan ilmu digital marketing. Hal ini sejalan dengan revolusi industri 4.0 di mana roda ekonomi didorong dalam ekosistem yang serba digital.
(ujm/ujm)