Hal tersebut dikatakan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, kepada para wartawan saat meninjau stasiun kereta api Bandara Adi Soemarmo.
"Kereta bandara Adi Soemarmo memang kita targetkan, agar angkutan antar moda ini berjalan dengan baik dan ini juga satu konsep angkutan masal yang merupakan keniscayaan untuk setiap kota besar di seluruh Indonesia," ujar Menhub, Budi Karya Sumadi, usai mengecek statiun kereta bandara Adi Soemarmo, Minggu (3/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tadi sudah melakukan pengecekan terhadap konstruksi-konstruksi yang ada dan relatif sudah tidak ada masalah lagi. Kita akan selesaikan ini di pertengahan Desember (2019) dan dioperasikan pada saat sebelum tahun baru (2020)," kata Budi Karya.
Dikemukakan Budi Karya, proyek pembangunan kereta bandara Adi Soemarmo saat ini progresnya sudah mencapai 94 persen. Masih ada sejumlah bagian pekerjaan yang belum selesai, seperti jalur rel perlintasan dengan jalan tol.
"Tinggal sedikit saja. Jadi ada bagian-bagian tertentu saja yang belum terkoneksi, ada yang urusannya dengan perlintasan jalan tol, karena kita harus membuat jalan tambahan, ada yang dengan warga, dan ada yang berkaitan dengan teknis," jelas dia.
"Sekarang ini yang belum selesai, lintasan dengan jalan tol, karena itu kan ada jalan yang mesti kita pindahin, di persilangan. Tanah sudah selesai semua, tinggal konstruksi," imbuh dia.
Saat ditanya lagi, kapan waktu kereta bandara ini akan mulai dioperasikan?
"Kira-kira 28 Desember (2019)," jawabnya.
Pihaknya berharap, masyarakat nantinya bisa menggunakan moda transportasi massal ini yang memiliki waktu tempuh sekitar 15 menit dari stasiun Solo Balapan hingga Bandara Adi Soemarmo. Warga dari berbagai kota lainnya baik yang naik kereta api maupun bus, bisa berhenti di stasiun Solo Balapan dan terminal Tirtonadi, kemudian naik kereta api menuju Bandara Adi Soemarmo.
"Nah ini adalah cita-cita Pemerintah agar antar moda angkutan massal terkonsentrasi di satu titik, di stasiun Solo Balapan, terus diteruskan ke Adi Soemarmo," tandasnya.
Berkaitan dengan tarifnya, Menhub menyatakan masih akan dipelajari terlebih dahulu. Namun demikian, sementara ini tarifnya nanti di kisaran Rp 10.000 - Rp 15.000.
"Tapi nanti kita lihat seperti apa yang akan kita lakukan. Tentunya kita tidak akan memberikan layanan atau tarif yang menyusahkan masyarakat. Kita akan bicara dengan Angkasa Pura I, apakah akan dibundling atau dibayar sendiri," kata Budi.
(zlf/zlf)