Capaian belanja K/L tersebut tumbuh 8% dari capaian tahun 2018, dan mencakup 74% dari target APBN 2019. Namun, untuk belanja modal sendiri tumbuh minus 6,1% dan hanya mencakup 53,2% dari target APBN 2019.
"Belanja modal tahun ini minus dibandingkan tahun lalu," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa, di Jakarta, Senin(18/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, untuk belanja pegawai (gaji PNS) tumbuh 12,5% dan mencapai 91,1% dari target APBN 2019.
"Dari sisi belanja, kalau dilihat tadi belanja K/L tumbuh 8%, yang bisa tumbuh adalah belanja pegawai Rp 244,4 triliun atau 91,1%," ujar Sri Mulyani.
Ia mengungkapkan, per 31 Oktober 2019 ini realisasi belanja modal terhadap target APBN 2019 mencapai 53,2%, atau lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 sebesar 52,7%. Namun, ia mengatakan karena ada penurunan pagu anggaran, sehingga pertumbuhan belanja modal terlihat buruk.
"Namun untuk belanja modal, realisasi Rp 100,8 triliun atau 53,2%. Kalau dilihat dari realisasi terhadap total anggaran lebih tinggi karena tahun lalu hanya Rp 52,7 triliun. Namun karena pagunya lebih kecil hanya Rp 189,3 triliun dibandingkan tahun lalu yang Rp 203,9 triliun, maka meskipun kita merealisasi lebih tinggi dari tahun lalu masih terjadi kontraksi atau pertumbuha negatif 6,1%. Sehingga ini yang sebabkan kelihatannya belanja modal lebih buruk," tutupnya.
(dna/dna)