Viral! Effendi Gazali Tantang Susi Buka-bukaan Ekspor Benih Lobster

Viral! Effendi Gazali Tantang Susi Buka-bukaan Ekspor Benih Lobster

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 15 Feb 2020 08:30 WIB
Pengamat komunikasi politik Effendi Gazali
Effendi Gazali/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ditantang Ketua Komisi Pemangku-Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP2-KKP) Effendi Gazali blak-blakan diskusi terbuka soal ekspor benih lobster. Hal ini diungkapkan Effendi lewat akun Twitter-nya.

Awalnya, Selasa, 11 Februari lalu, Susi mengunggah sebuah video yang berisi pernyataan Effendi. Dalam video itu Effendi menyebut bahwa kondisi bibit lobster saat ini masih aman dari ancaman kepunahan.

Dari komentarnya, Susi menyebut Effendi merupakan seorang yang berilmu tinggi. Namun dia menyayangkan pernyataan Effendi bagaikan mendukung pembukaan ekspor benih lobster.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keilmuan tinggi seorang guru besar, Doctor, dalam menjustifikasi/memperlihatkan/meninggikan/membenarkan ignorances (ketidakpedulian) untuk Pembenaran Ekspor Bibit Lobster. Saya tidak berilmu dan saya berduka," ungkap Susi dalam cuitannya di Twitter dikutip detikcom, Jumat (14/2/2020).

Effendi pun berang disebut menganiaya orang tak berilmu, dia pun mengklarifikasi sindiran Susi. Dia menolak pernyataan yang menyebutkan bahwa dia mendukung ekspor benih lobster.

ADVERTISEMENT

Effendi juga menolak pernyataan Susi soal ancaman kepunahan lobster mengingat saat ini sudah ada fasilitas hatchery alias penetasan benih lobster. Hal ini menurutnya juga sesuai dengan pernyataan lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN).

"Kt beda pendapat soal lobster sdg terancam punah. Kl badan dunia CITES & IUCN tdk menyatakan lobster terancam punah, sy percaya mrk. Apalagi lobster sdh bs ditetaskan di hatchery. Atau adakah badan dunia lain yg menyatakan berbeda dgn CITES & IUCN?" cuit Effendi membalas Susi.

Effendi sendiri memimpin Komisi Pemangku-Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP2-KKP). Komisi ini bertugas untuk memberi masukan kepada Menteri KKP dalam membuat keputusan. Komisi ini akan melakukan konsultasi publik dan menjadi pelopor untuk kerja sama riset dan pengembangan.

Kembali ke permasalahan Effendi dengan Susi, Effendi menegaskan bahwa lobster tidak terancam punah. Menurutnya, memang sudah ada riset yang menyebutkan bahwa sudah ada lobster yang bisa ditetaskan, dengan fasilitas hatchery alias penetasan bibit lobster.

"Kt beda pendapat soal lobster sdg terancam punah. Kl badan dunia CITES & IUCN tdk menyatakan lobster terancam punah, sy percaya mrk. Apalagi lobster sdh bs ditetaskan di hatchery. Atau adakah badan dunia lain yg menyatakan berbeda dgn CITES & IUCN," tulis Effendi.

Effendi juga menyebut bahwa Susi sudah melakukan framing alias membingkai opini seakan-akan dirinya menindas orang tak berilmu.

"Sy tdk tahu maksud yg edit video itu. Tp hoaxnya ada pd upaya menyimpulkan tiba2: EG (Effendi Gazali) dukung ekspor benih lobster+ framing GB/Dr menganiaya org tak berilmu! Duh dzholim nian framing memelas + kesimpulan itu," tulis Effendi.

Effendi menyebut bahwa tidak sekalipun dalam video yang diunggah dan disindir Susi dirinya menyebutkan untuk mendukung ekspor benih lobster.

"trims Bu atas perhatian pd Konsultasi Publik KKP. JGNADADUSTA ini lirik lagu, tp bagus utk analisis video yg dipakai (tak satupun dlm video itu ada kata2 EG: "...sy dukung ekspor benih lobster") lalu lompat ke kesimpulan spt itu he he he," kata Effendi.

Effendi pun mengajak Susi untuk berdiskusi terbuka soal ekspor benih lobster. Susi diundang untuk bersama-sama menunjukkan bukti terkait argumennya masing-masing.
"Ayuk Bu kt ngobrol+ngopi & tunjukkan bukti2. Undangan 19 Feb tetap terbuka. Kt sama2 dukung keberlanjutan + hatchery & bongkar data penyelundupan benih lobster, apa adanya. Trims," cuitnya.

Pelarangan ekspor lobster sendiri digulirkan Susi saat masih menjabat menjadi Menteri KKP pada kabinet sebelumnya. Apa sih alasan Susi ngotot melarang ekspor benih lobster?



Berdasarkan catatan detikcom, kebijakan ini diterapkan dengan mengacu pada Permen KP nomor 1 Tahun 2015. Setidaknya ada dua alasan utama kenapa Susi menerbitkan larangan tersebut saat menjadi menteri.

Mengutip artikel dalam laman resmi KKP disebutkan bahwa salah satu alasan Susi melarang ekspor benih lobster adalah untuk meningkatkan nilai tambah dari lobster sebelum diperjualbelikan di pasar global. Selain itu, Susi ingin populasi lobster dapat tumbuh berkelanjutan di laut Indonesia sebelum terjadi kelangkaan.

Untuk itu, tak hanya melarang ekspor, Permen KP nomor 1 Tahun 2015 yang diteken Susi juga melarang segala bentuk penangkapan benih lobster.

Sebab, selama ini, penangkapan benih lobster malah menguntungkan bagi negara tetangga terutama Vietnam. Masyarakat yang diizinkan menangkap benih lobster akan menjual benih lobster ke negara lain, lalu diekspor oleh negara tersebut dengan nilai lebih tinggi dari yang dijual oleh Indonesia.

Vietnam sering diuntungkan jika mendapat pasokan benih lobster dari Indonesia. Angka ekspor Vietnam mencapai 1.000 ton per tahun, sementara Indonesia hanya dapat ekspor 300 ton per tahun.

Effendi sendiri sempat menyebut kalau lobster tidak akan punah, pasalnya sudah ada penelitian yang menyebutkan bahwa benih lobster bisa dibudidayakan. Bahkan, hasil penelitian itu mau diimplementasikan di Indonesia.

Dia menyebutkan bahwa peneliti Institut Kelautan dan Studi Antartika (IMAS) Peter Craven dan Cameron Parsons sudah berhasil menetaskan lobster. Keberhasilan kedua peneliti ini, menurut Effendi akan diuji coba di Indonesia.

"22 Jan: Peter Craven & Cameron Parsons (IMAS: Institute for Marine & Antarctic Studies) sdh tegas menyatakan: kami sdh bisa menetaskan lobster di hatchery kami! Segera benurnya akan diuji dibudidaya di Indonesia!" tulis Effendy.

Sementara itu di sisi lain, menurut Pengamat Perikanan Suhana, lebih baik lobster dibiarkan besar dan terpelihara di alam, lalu diambil saat sudah besar. Menurutnya, yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga ekosistem lobster di laut saja.

"Daripada budi daya, ini lebih bagus dipelihara di alam. Kita cuma jaga terumbu karang dan laut, biar mereka hidup sendiri, nanti kita ambil yang sudah besar," ucap Suhana kepada detikcom, Rabu (18/12/2019) lalu.

Suhana menyebut selama ini negara penghasil lobster besar kebanyakan tidak melakukan budi daya. Mereka hanya menjaga ekosistem lobster di laut saja.

"Di dunia ini penghasil lobster nggak ada yang budi daya, mereka ambil yang besar di laut. Kanada, Amerika, UK, mereka nggak ada budi daya. Semua menjaga alamnya mengatur alamnya," ucap Suhana.

Viral! Effendi Gazali Tantang Susi Buka-bukaan Ekspor Benih Lobster

Hide Ads