Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ditantang Ketua Komisi Pemangku-Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP2-KKP) Effendi Gazali blak-blakan diskusi terbuka soal ekspor benih lobster. Hal ini diungkapkan Effendi lewat akun Twitter-nya.
Awalnya, Selasa, 11 Februari lalu, Susi mengunggah sebuah video yang berisi pernyataan Effendi. Dalam video itu Effendi menyebut bahwa kondisi bibit lobster saat ini masih aman dari ancaman kepunahan.
Dari komentarnya, Susi menyebut Effendi merupakan seorang yang berilmu tinggi. Namun dia menyayangkan pernyataan Effendi bagaikan mendukung pembukaan ekspor benih lobster.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keilmuan tinggi seorang guru besar, Doctor, dalam menjustifikasi/memperlihatkan/meninggikan/membenarkan ignorances (ketidakpedulian) untuk Pembenaran Ekspor Bibit Lobster. Saya tidak berilmu dan saya berduka," ungkap Susi dalam cuitannya di Twitter dikutip detikcom, Jumat (14/2/2020).
Effendi pun berang disebut menganiaya orang tak berilmu, dia pun mengklarifikasi sindiran Susi. Dia menolak pernyataan yang menyebutkan bahwa dia mendukung ekspor benih lobster.
Effendi juga menolak pernyataan Susi soal ancaman kepunahan lobster mengingat saat ini sudah ada fasilitas hatchery alias penetasan benih lobster. Hal ini menurutnya juga sesuai dengan pernyataan lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN).
"Kt beda pendapat soal lobster sdg terancam punah. Kl badan dunia CITES & IUCN tdk menyatakan lobster terancam punah, sy percaya mrk. Apalagi lobster sdh bs ditetaskan di hatchery. Atau adakah badan dunia lain yg menyatakan berbeda dgn CITES & IUCN?" cuit Effendi membalas Susi.
Effendi sendiri memimpin Komisi Pemangku-Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP2-KKP). Komisi ini bertugas untuk memberi masukan kepada Menteri KKP dalam membuat keputusan. Komisi ini akan melakukan konsultasi publik dan menjadi pelopor untuk kerja sama riset dan pengembangan.
Kembali ke permasalahan Effendi dengan Susi, Effendi menegaskan bahwa lobster tidak terancam punah. Menurutnya, memang sudah ada riset yang menyebutkan bahwa sudah ada lobster yang bisa ditetaskan, dengan fasilitas hatchery alias penetasan bibit lobster.
"Kt beda pendapat soal lobster sdg terancam punah. Kl badan dunia CITES & IUCN tdk menyatakan lobster terancam punah, sy percaya mrk. Apalagi lobster sdh bs ditetaskan di hatchery. Atau adakah badan dunia lain yg menyatakan berbeda dgn CITES & IUCN," tulis Effendi.
Effendi juga menyebut bahwa Susi sudah melakukan framing alias membingkai opini seakan-akan dirinya menindas orang tak berilmu.
"Sy tdk tahu maksud yg edit video itu. Tp hoaxnya ada pd upaya menyimpulkan tiba2: EG (Effendi Gazali) dukung ekspor benih lobster+ framing GB/Dr menganiaya org tak berilmu! Duh dzholim nian framing memelas + kesimpulan itu," tulis Effendi.
Effendi menyebut bahwa tidak sekalipun dalam video yang diunggah dan disindir Susi dirinya menyebutkan untuk mendukung ekspor benih lobster.
"trims Bu atas perhatian pd Konsultasi Publik KKP. JGNADADUSTA ini lirik lagu, tp bagus utk analisis video yg dipakai (tak satupun dlm video itu ada kata2 EG: "...sy dukung ekspor benih lobster") lalu lompat ke kesimpulan spt itu he he he," kata Effendi.
Effendi pun mengajak Susi untuk berdiskusi terbuka soal ekspor benih lobster. Susi diundang untuk bersama-sama menunjukkan bukti terkait argumennya masing-masing.
"Ayuk Bu kt ngobrol+ngopi & tunjukkan bukti2. Undangan 19 Feb tetap terbuka. Kt sama2 dukung keberlanjutan + hatchery & bongkar data penyelundupan benih lobster, apa adanya. Trims," cuitnya.
Pelarangan ekspor lobster sendiri digulirkan Susi saat masih menjabat menjadi Menteri KKP pada kabinet sebelumnya. Apa sih alasan Susi ngotot melarang ekspor benih lobster?