Belajar Bisnis Kedai Kopi Biar Nggak Cuma Bakar Duit

Belajar Bisnis Kedai Kopi Biar Nggak Cuma Bakar Duit

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 09 Sep 2019 11:22 WIB
1.

Belajar Bisnis Kedai Kopi Biar Nggak Cuma Bakar Duit

Belajar Bisnis Kedai Kopi Biar Nggak Cuma Bakar Duit
Foto: Danang Sugianto
Jakarta - Dalam beberapa tahun terakhir minuman berbahan dasar kopi jadi begitu populer di Indonesia. Minum kopi seakan sudah menjadi gaya hidup masyarakat kekinian.

Tren ini tidak lepas dari maraknya bisnis kedai kopi yang muncul. Mulai dari yang tradisional hingga gerai kopi susu kekinian yang digilai para milenial.

Fenomena ini juga seakan menjadi peluang baru bagi penggelut bisnis kuliner. Tapi jangan anggap berjualan kopi hal yang mudah. Jika tak serius bisnis kopi sama saja dengan bakar duit secara cuma-cuma.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar kopi sekaligus Co-founder Kopisob Reza Adam Ferdian mengatakan, para pebisnis kopi yang telah sukses, bekal mereka bukan hanya pengetahuan tentang ilmu seduh kopi atau brewing, tapi juga kecintaan dan keikhlasan.

Berikut kisah lengkapnya:
Bayangkan, pria yang menyabet peringkat ketiga dalam ajang kompetisi Indonesian Coffee Masters 2018 itu sebelumnya merupakan koordinator drilling di sebuah perusahaan migas terbesar. Tapi pada 2015 dia memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan memutuskan untuk terjun seutuhnya di dunia perkopian.

"Sebenarnya saya sudah suka kopi dari 2006, kemudian 2009 saya sudah mulai belajar dari buku, terus sudah beli alat-alat," terangnya saat berbincang dengan detikcom.

Karena sudah terlanjur jatuh cinta dengan kopi akhirnya di 2015 dia memutuskan resign. Keputusannya itu jelas dipertanyakan oleh orangtua dan istrinya. Bagaimana tidak, karir yang sudah mentereng dengan gaji yang tinggi dilepasnya hanya untuk membuka kedai kopi.

"Istri saya sampai nangis terus selama 2 bulan. Saya cuma berusaha meyakinkan istri this is my choice. Untungnya istri saya selalu support selama ini, saya sangat bersyukur. Dia itu nangis nggak cerita kenapa tapi saya ngerti. Itu masa-masa sulit bagi saya," kenangnya.

Meski berat, Rez begitu sapaan akrabnya, tetap membuka kedai kopi yang bernama Kopisob di Tebet. Selain membuka bisnis, dia juga mengajukan sertifikasi profesi barista yang akhirnya dia dapat di 2016. Lalu 7 bulan setelahnya dia direkomendasikan untuk menjadi Asesor Kompetensi Barista.

"Sebenarnya dari sertifikat yang saya dapat sebelumnya itu akhirnya menjadi bukti untuk orangtua saya," tambah Rez.

Singkat cerita, akhirnya Kopisob berjalan mulus. Karena keahliannya membuat kopi, produknya dengan mudah diterima oleh pelanggannya. Nama Kopisob pun sangat tenar di bilangan Tebet.

Sampai akhirnya istrinya dan orangtuanya bisa menerima keputusan Rez. Dirinya juga mengajak istrinya untuk ikut terjun dengan menjadi owner Kopisob. Sementara Rez di kedainya hanya berstatus sebagai barista.

Sebentar lagi Rez bersama istrinya akan membuka tiga gerai Kopisob yang baru di beberapa lokasi. Kedai baru itu dibuka dengan bekerjasama dari beberapa temannya sebagai investor.

Selain itu, Rez juga berprofesi sebagai pengajar untuk calon pembuat kopi profesional. Dia sudah membuka 25 batch, masing-masing batch berisi 5 murid. Dari seluruh murid yang dia ajas 95% sudah membuka kedai kopi, sisanya jadi barista.

Rez cukup puas dengan pencapaiannya saat ini. Meski sudah terbilang sukses di dunia perkopian, pendapatannya saat ini masih sangat jauh di bawah gajinya saat bekerja di perusahaan migas. Baik itu dari kedai kopinya, buka kelas maupun jadi konsultan kopi.

Tapi memang bukan materi yang dia cari. Menurutnya banyak hal yang dia dapat dan jauh lebih berharga bisnis kopi. Salah satunya ilmu ikhlas.

"Saya harus belajar ilmu ikhlas dari kopi. Karena kopi pertama dimulai dari buahnya dipetik, kemudian dia dikupas kulitnya, lalu direndem, dijemur, digoreng, dipanaskan. Belum selesai, kemudian digiling, disiram air panas lagi sampai dapat manfaatnya. Dia ikhlas mengalami setiap prosesnya. Makanya kalau memang bukan passion-nya jangan," tambahnya.

Memang, kata Rez, bisnis kedai kopi masih sangat besar peluangnya, meskipun pemainnya sudah banyak. Sebab menurutnya saat ini peminum kopi yang benar-benar menikmatinya masih sangat sedikit. Saat ini hanya marak peminum kopi susu kekinian.

"Orang minum kopi sesungguhnya dalam artian seperti minum kopi tanpa gula. Dia memang benar-benar suka kopinya," terangnya.

Rez menyarankan untuk bisnis kopi yang sesungguhnya harus memiliki mental financial freedom. Dia mengartikan harus siap untuk tidak memikirkan materi untuk kebutuhan konsumtif. Dengan begitu akan siap menghadapi kegagalan ataupun kenyataan yang tidak sesuai harapan.

Meskipun menurutnya untuk memulai bisnis kopi bisa dilakukan dengan modal yang sangat minim, bahkan hanya Rp 10 juta. Dengan modal itu cukup dengan membeli alat-alat brewing kopi manual, mulai dari timbangan, kettle, hingga drip v60. Tidak perlu membeli mesin espresso yang harganya belasan hingga puluhan juta rupiah

"Start with small one, nggak usah beli mesin canggih, pakai saja manual brew. Untuk tempat ya buka aja di teras rumah," terangnya.

Rez yang juga konsultan bisnis kopi menerangkan, bisnis kopi berbeda dengan bisnis kuliner, sebab tidak semua orang minum kopi. Jadi yang ditargetkan dalam memulai bisnis kopi adalah pelanggan tetap.

Untuk mencari pelanggan tetap tidak perlu jauh-jauh, cukup mengincar orang terdekat seperti tetangga. Setidaknya itu sudah pernah dibuktikan oleh salah satu temannya.

"Teman saya buka di rumah, jual secara online. Akhirnya repitition dari rumah," kata Rez.

Intinya jika ingin buka kedai kopi, harus benar-benar pecinta kopi. Jika tidak Rez menyarankan agar cukup menjadi investor saja.

Hide Ads