Berkat kegigihannya, Arif mengaku saat ini sudah berhasil mengumpulkan omzet di kisaran Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per bulan. Bahkan, omzet tersebut setelah dipotong bagi hasil dengan para mitranya.
Dalam menjalankan usahanya, Arif juga merekrut banyak mitra pengemudi. Setelah empat tahun berjalan, tercatat jumlah mitra Kopdar Kudus kurang lebih ada 100-an orang. Cara pengoperasian jasa Kopdar Kudus pun terbilang mudah, karena setiap masyarakat hanya tinggal mengirimkan pesan lalu mengisi format pemesanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenai pangsa pasarnya, Arif mengaku masih di wilayah kota Kudus dan sekitarnya. Dirinya pun membuka jasa promosi bagi pelaku UMKM yang produknya ingin diiklankan oleh akun media sosia Kopdar Kudus.
Sementara untuk pembagian hasil dengan mitra pengemudi, Arif mengaku skemanya 80%:20%. Dari setiap layanan, para mitra akan mendapat hasil sebesar 20% dari biaya ongkos kirim.
Adapun, tarif dasar ongkos kirim Kopdar Kudus mulai dari Rp 7.000 sampai Rp 10.000. Tarif area B mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 15.000 dan tarif mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 20.000 berlaku untuk di wilayah yang lebih jauh. Sementara untuk tarif Rp 20.000 sampai Rp 25.000 berlaku untuk jarak tempuh di atas 10-15 kilometer (km) dari pusat kota Kudus.
Dia mengaku hingga saat ini belum melebarkan sayapnya ke kota-kota besar atau wilayah penyangga Kudus. Sebab pangsa pasar di kota Kudus sendiri masih bagus meskipun pada tahun 2017 kedua perusahaan ojol resmi beroperasi di Kudus.
"Untuk omzet sendiri karena sistemnya kita bagi hasil dengan mitra/driver. Setelah bagi hasil, kurang lebih omzet Rp 20-Rp 30 juta per bulan," ungkapnya.
(hek/ara)