Jakarta -
Achfan D.R sepertinya tidak bisa jauh dari bambu. Sejak 2011 dia sudah menekuni bidang konstruksi yaitu membuat rumah dari bambu seperti villa, gazebo, cottage.
Hingga akhirnya tim yang ia miliki bubar. Pria yang akrab disapa Avan ini kembali berdiri dan banting setir ke segmen kerajinan, tapi tetap berbahan bambu.
Usaha barunya diberi nama Rajut Bambu. Hal ini karena bambu adalah tanaman yang luwes dari akar sampai daunnya bisa berguna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tuhan menciptakan dua pohon yang luar biasa, yaitu kelapa dan bambu. Bambu banyak manfaatnya bisa untuk struktur bangunan, casing pesawat, casing kereta tercepat di Inggris, tirai sampai lonceng angin," kata Avan saat berbincang dengan detikcom akhir pekan ini.
Dia mengungkapkan jika bambu bersifat seperti benang yang dirajut. Serentan apapun benang, ketika menjadi rajutan akan menjadi kuat.
Selain itu Avan juga memiliki tujuan mengurangi sampah plastik dan menyeimbangkan ekosistem. Apalagi saat ini isu global warming memang masih menjadi sorotan di berbagai belahan dunia.
"Trademark kita memang zerowaste dan ecofriendly. Lingkungan ini lekat dengan bambu, sebagai warisan, budaya hingga kehidupan yang akan datang," ujarnya.
Dia menyebutkan, awal menjalankan usaha dia mengumpulkan limbah-limbah bambu dari pengrajin lain. Namun permintaan semakin banyak akhirnya dia mengambil bahan bambu yang utuh.
Avan menceritakan pertama kali membuat Rajut Bambu pada akhir 2016, modal yang ia gunakan sangat minim, bisa dibilang nol. Hal ini karena bambu sudah tersedia di kebun dan mengumpulkan sisa limbah.
Kemudian dia membuat manual dengan alat, bahan dan coating seadanya. "Di tahun pertama saya baru masuk investasi alat sekitar Rp 1 juta untuk mesin penggerak dan mesin bubut," jelas dia.
Dia menyebut omset per bulan rata-rata di kisaran Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. Produk yang dihasilkan oleh Rajut Bambu adalah gelas bambu, termos, bamboo coaster, piring, mangkuk sampai sedotan.
Dalam satu minggu Rajut Bambu bisa memproduksi 100-150 buah gelas. Avan mengaku kualitas finishing yang dilakukan oleh timnya terbilang halus dan rapi. Hal ini karena mereka menggunakan coating yang khusus digunakan untuk kitchenware yaitu biocoating.
Produk hasil Rajut Bambu ini sudah foodgrade dan produk termos bambu sedang dalam proses HAKI. Untuk menjamin kualitas, Avan memberikan garansi untuk pembeli selama satu bulan. Namun dia memastikan jika produknya aman karena sudah diberikan treatment khusus.
Hasil kerajinan ini dibanderol paling murah mulai dari Rp 23.000 untuk gelas, termos Rp 215.000, piring Rp 75.000. Saat ini Rajut Bambu memiliki 7 orang untuk menjalankan operasional mulai dari marketing, administrasi sampai produksi.
Avan juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram bernama @Tentang Bambu, Facebook, Blog. Selain itu dia juga menjual produknya di Shopee sampai Tokopedia.
Menurut Avan bagi anak muda yang ingin memulai usaha jangan pernah takut gagal, yang penting konsisten. "Karena sukses itu proses, bukan hasil," jelasnya.