Dari sisi konsep, ia mengedepankan nilai lokal Indonesia seperti pada desain hingga materialnya. Selain itu untuk menunjang penjualan, Reza lebih mengedepankan tas yang bisa dipakai dalam kondisi apapun dan di manapun.
"Kemudian yang pastinya tahan air, buat orang dengan mobilitas tinggi. Itu terilhami sewaktu saya kuliah, tas saya kebasahan karena kehujanan. Padahal bawa laptop," terang Reza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerja kerasnya dalam mengembangkan tas dengan brand sendiri membuahkan hasil. Dengan harga jual terendah Rp 190 ribu dan termahal Rp 1,3 juta, ia mampu meraup Rp 90 juta- Rp 100 juta dalam sebulan.
Dengan barang dan pegawai yang berkualitas, tas New Light asli Cimahi kini sudah tembus ke Jakarta, Medan, Palembang, dan Kalimantan. "Ada juga pembeli dari Singapura dan Malaysia. Dari wilayah Bandung Raya justru belum banyak yang tahu," paparnya.
![]() |
Namun hal yang tak diduga secara tiba-tiba menimpa usahanya. Akibat pandemi COVID-19 membuat penurunan penjualan sangat terasa. Belakangan ia kesulitan melainkan kesulitan mencari bahan baku padahal pembeli selalu menunggu.
Omzet Rp 100 juta yang selalu ia dapat sebelum pandemi Covid-19 menurun hingga Rp 60 juta per bulan. Namun ia bersyukur masih bisa bertahan tanpa harus merumahkan belasan pegawainya.
"Jadi memang kehilangan momentum pas pandemi ini karena banyak toko bahan yang tutup. Kalau pembeli ada terus," tandasnya.
(hns/hns)