Kisah Tulus Tri Budiantoro mungkin bisa memberikan inspirasi bagi mereka ingin terjun ke dunia bisnis. Tulus ialah warga Bantul, Yogyakarta yang memutuskan cabut dari kepala logistik di sebuah pusat pendidikan satpam atau security dan kemudian memilih untuk menjadi penyedia bibit sayuran.
Modal Tulus untuk menjalani bisnis ini pun bisa dibilang tak terlalu besar, hanya sekitar Rp 500 ribu saat ia memulai di akhir 2014 atau awal 2015 lalu.
Kepada detikcom, Kamis (14/1/2020), Tulus bercerita modal tersebut ia gunakan untuk membeli plastik untuk pelindung atau atap. Ia tak begitu mengingat berapa harganya, namun ia menyebut sekitar Rp 200 ribu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sisanya, ia gunakan untuk membeli bibit atau biji tanaman yang harganya variatif. Ada yang harganya Rp 25 ribu, Rp 35 ribu, Rp 50 ribu, hingga Rp 100 ribu per pak. Per paknya memiliki berat 10 gram atau sekitar 2.000 biji.
Untuk peralatan lain seperti tiang penyangga atap dan tempat meletakkan tanaman ia tak membelinya. Ia mengakalinya dengan mencari atau meminta dari orang sekitar.
"Malah hampir nggak ada Rp 500 ribu, wong saya kayunya nggak beli, cari sendiri, bikin kotak-kotak, cagak-cagak, di kampung, kalau bambu bisa minta to? Belinya cuma atap plastik itu aja murah, Rp 200 ribu kalau nggak salah. Bibitnya dulu kan kecil-kecil 1 pak-2 pak sekitar Rp 500 ribuan (modalnya)," paparnya.
Lanjutnya, untuk menjadikan bibit yang siap jual tidak sulit. Mulanya, bibit ditanam dan ditutupi plastik. Setelah berkecambah, tanaman tersebut ia pindahkan ke tempat yang terbuka dengan perlindungan atap tadi. Selanjutnya, tanaman rutin disiram setiap hari. Rata-rata, bibit tanaman sayur yang ia jual berusia 21 hari.
Berlanjut ke halaman berikutnya.