Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dikenal sebagai salah satu penghasil biji-bijian terbesar di Indonesia. Peluang itu dimanfaatkan oleh salah satu warga setempat bernama Sayuk Wibawati (45) untuk disulap jadi ragam varian kue kering yang lezat bernama 'Nutsafir Cookies'.
Ide bisnis kue kering dari biji-bijian awalnya muncul dari kekhawatirannya terhadap jajanan anak di luar yang dinilai kurang bergizi. Akhirnya pada September 2012, kue kering pertama kali dibuat bersama biji kacang hijau yang resepnya didapat dari kakak Sayuk.
"Saya melihat di NTB itu banyak banget ragam biji-bijian yang saya sendiri hampir nggak tahu itu biji apa saja dan biasanya oleh masyarakat cuma diolah jadi sayur atau digoreng biasa. Sekarang ini kami membuat kue kering bahan dasar biji-bijian dari kacang hijau, kacang merah, kacang mete, biji kopi, biji jagung, kacang melinjo, kacang lebui," kata Sayuk kepada detikcom, ditulis Jumat (31/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya ibu 3 anak itu menjajakan bisnis kue kering dari garasi rumahnya, sampai akhirnya semakin berkembang dengan memiliki cabang di dekat Bandara Internasional Lombok, menitipkan di beberapa toko oleh-oleh dan supermarket, hingga tersedia secara online.
Kini lewat kue kering dari biji-bijian itu, Sayuk bisa menghasilkan omzet ratusan juta per bulan, di mana paling tinggi mencapai Rp 300 juta per bulan. Selama pandemi COVID-19 pun bisnisnya disebut tidak terlalu goyang.
"Selama pandemi terdampak, tapi kalau kita lihat persentasenya tidak terlalu besar penurunannya. Dari pandemi awal 2020 ke 2021 itu kita mengalami penurunan 19%. Omzet malah naik jadi tertinggi sepanjang tahun, di Desember ini kita targetnya bisa sampai Rp 300 juta per bulan, jadi satu tahunnya omzet kita Rp 1,6 miliar," bebernya.
Padahal modal usaha yang dirogohnya pertama kali hanya senilai Rp 3 juta, untuk membeli peralatan masak dan bahan baku pelengkap lainnya. Uang itu diakui didapat dari hasil perhiasan yang digadai.
"Saya tidak mau ganggu keuangan keluarga untuk memulai usaha, takutnya nanti kalau usaha nggak jalan kan keuangan keluarga jadi kacau, jadi saya coba pakai modal dengan pinjam di pegadaian. Rp 3 juta untuk beli oven hock ukuran sedang, beli baskom, cetakan, kompor," jelasnya.
![]() |
Sayuk membeberkan tips usahanya bisa jadi berkembang seperti sekarang. Rahasianya adalah menjalin kerja sama dengan berbagai instansi, memaksimalkan penjualan online, hingga membuat website Google My Business yang dikelola oleh suaminya bernama Ernanda Agung Dewobroto (48).
"Jadi kolaborasi dengan Polda, AURI (Angkatan Udara), angkatan laut, bank, dengan beberapa dinas itu yang membuat kita bisa bertahan karena mereka biasanya ada tamu, butuh oleh-oleh, tinggal telepon 'Bu Sayuk kita ada tamu sekian tolong dipacking', ntar tamunya di hotel apa kita bisa antar, jadi kita meningkatkan pelayanan," jelasnya.
Nah, bagi detikers yang ingin mulai berbisnis, detikcom mau kasih modal Rp 10 juta nih. Bagi kamu yang mau bisa cek di sini.
Berlanjut ke halaman berikutnya.