Pernah Rugi 'Main Saham' Ratusan Juta, Pria Ini Sukses Kelola Wahana Wisata

Saatnya Jadi Bos

Pernah Rugi 'Main Saham' Ratusan Juta, Pria Ini Sukses Kelola Wahana Wisata

Sudrajat - detikFinance
Selasa, 09 Agu 2022 06:30 WIB
Pemilik wahana wisata Kampoeng Djati, Reza Rachdiansyah bersama pemilik CT Corp, Chairul Tanjung, Kamis (28/7/2022)
Bersama CEO CT Corp Chairul Tanjung, Kamis (28/7/2022)
Jakarta -

Peribahasa 'Hidup seperti roda pedati, ada kalanya di atas dan di lain waktu berada di bawah' terasa pas untuk menggambarkan perjalanan hidup Reza Rachdiansyah. Lelaki kelahiran Cianjur, 7 Juni 1984 itu pernah bekerja di bank-bank bonafide seperti Citibank, Commonwealth, dan CIMB Niaga.

Bergaji besar tanpa punya beban tanggungan di keluarga membuatnya cenderung bergaya hidup hedon. Hingga suatu waktu pada 2015, alumnus Teknik Sipil dari Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung itu bangkrut.

Semua tabungannya ludes dalam sekejap akibat bermain saham. Capital gain diharap, tapi karena kurang punya cukup pengetahuan dan pengalaman, capital loss yang didapat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nyesek banget pas dana ratusan juta hasil jerih payah selama beberapa tahun hilang dalam sekejap," kata Reza membuka kisah hidupnya kepada detikcom. Dia bersama 59 orang lainnya terpilih untuk ikut makan malam bersama pendiri CT Corp, Chairul Tanjung (CT) pada Kamis (28/7/2022).

Berbekal sisa tabungan dan sikap pantang gengsi dia akhirnya memutuskan berjualan ayam goreng keju untuk bertahan hidup. Dia mangkal di kawasan Alun-alun Bandung.

ADVERTISEMENT
Sebelum mengelola wahana wisata Kampoeng Jati di Cianjur, Reza Rachdiansyah pernah menjadi penjual ayam goreng di alun-alun Bandung, berdagang nasi tutug oncom dan bakso di depan Gedung SateSebelum mengelola wahana wisata Kampoeng Jati di Cianjur, Reza Rachdiansyah pernah menjadi penjual ayam goreng di alun-alun Bandung, berdagang nasi tutug oncom dan bakso di depan Gedung Sate Foto: Dok. Pribadi

Malam harinya Reza membuka warung tenda di depan Gedung Sate untuk berjualan bakso dan nasi tutug oncom. Beberapa waktu kemudian dia juga membuka franchise es krim di sebuah mal.

Tak sampai setahun berselang, berbekal SKU (Surat Keterangan Usaha) dari kelurahan, Reza mengajukan kredit ke bank untuk mencicil Toyota Sigra.

Reza Rachdiansyah, pengelola wahana wisata Kampoeng Jati di CianjurReza Rachdiansyah, pengelola wahana wisata Kampoeng Jati di Cianjur Foto: Sudrajat / detikcom

"Selain dagang, saya jadi sopir taksi online. Saya terinspirasi kata-kata Si Anak Singkong bahwa kalau mau sukses ya harus bekerja keras. Kita tidak akan bisa sukses, sesukses orang yang bekerja keras," kata Reza menyitir pernyataan CT.

Selama dua tahun dia melakukan apa saja yang dianggapnya bisa mendatangkan cuan dan halal. Tapi karena tak fokus dan personel yang membantunya di usaha kuliner kurang amanah, usahanya satu persatu berguguran.

Apa yang kemudian Reza lakukan? Lihat di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Tutorial Anti FOMO di Pasar Modal

[Gambas:Video 20detik]



Reza menangis, meratapi nasib yang dianggapnya tak berpihak. Dia kembali ke titik nol. Beruntung dia punya ibu, Hj Tien Suhartini dan ayah, H.E. Somantri di Cianjur tempatnya berlindung di kala limbung. Orang tua yang senantiasa memberikan restu dan memotivasinya untuk selalu tegar menjalani kerasnya kehidupan.

Alhamdulillah, di suatu siang seorang kawan lamanya tiba-tiba mengajak bertemu. Si kawan curhat karena membangun outlet The Saparua di atas lahan milik Kodam Siliwangi tak kunjung dimulai. Dia tak kunjung menemukan kontraktor yang bisa berkompromi dengan bujet dana yang dimilikinya.

Mereka rata-rata mengajukan rancangan anggaran dan biaya sebesar Rp 1,5 miliar.

"Kalau berani di bawah itu, mendingan saya kasihkan ke kamu aja, Za," ujar Reza mengulang kalimat kawan lamanya tadi.

Reza Rachdiansyah saat meninjau lahan untuk wahana wisata Kampoeng JatiReza Rachdiansyah saat meninjau lahan untuk wahana wisata Kampoeng Jati Foto: Dok. Pribadi

Dia meminta waktu untuk mempelajari detail gambar yang dibawa si kawan dari seorang arsitek. Setelah dihitung kisaran biaya untuk membeli aneka material, ongkos tukang, waktu pengerjaan, dan lain-lain, Reza menyatakan sanggung mengerjakan dengan dana Rp 1 miliar. Deal!

Proyek The Saparua menjadi semacam referensi bagi proyek-proyek selanjutnya. Ada yang minta dibuatkan rumah, rumah makan padang, kafe, kos-kosan, renovasi hotel di Ciater, dan lainnya. Aset dan tabungan Reza pun bertambah. Dia mulai punya kantor sendiri dengan belasan pegawai.

Toh begitu, ada rasa hampa yang menyelinap. Hingga suatu hari saat nyekar ke makam sang ibu, ayahnya bercerita kalau almarhumah pernah ingin membangun kolam renang dan area wisata murah meriah untuk warga.

Apa yang Reza bangun? Lihat di halaman berikutnya.

Atas dasar itulah memasuki Juni 2019 dia mulai membangun tempat wisata Kampoeng Jati di Ciranjang. Luas lahannya sekitar 2 hektare.

Gambar dan perizinan rupanya sudah diurus orang tuanya dan terbit pada 2007-2008. Tapi tak berlanjut ke pembangunan fisik karena keburu terjadi krisis keuangan global.

Pertengahan Februari 2020 pembangunan Kampoeng Jati rampung. Dia berharap warga Cianjur tak perlu lagi bermacet-macet ke Bandung atau ke Puncak untuk rekreasi.

Sebab di Kampoeng Jati, fasilitasnya tergolong lengkap. Selain kolam renang dan playground anak, ada wahana permainan air, FlyingFox dan Sepeda Langit, camping ground untuk keluarga, dan permainan adventure seperti Motor Cross.

Wahana wisata Kampoeng Jati Selfie and Adventures di CianjurWahana wisata Kampoeng Jati Selfie and Adventures di Cianjur Foto: Dok. Kampoeng Jati

Reza mematok tarif masuk cuma Rp 10 ribu untuk hari biasa, dan Rp 15 ribu untuk Sabtu-Minggu atau hari libur.

"Saya berharap Kampoeng Jati bisa jadi alternatif untuk membantu mengurangi kemacetan di Bandung dan Puncak," kata Reza.


Hide Ads