Modal Rp 3 Juta, Bisnis Kerupuk Atom Anambas Bisa Hasilkan Puluhan Juta

ADVERTISEMENT

Tapal Batas

Modal Rp 3 Juta, Bisnis Kerupuk Atom Anambas Bisa Hasilkan Puluhan Juta

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Rabu, 24 Agu 2022 16:29 WIB
Warga Anambas pembuat kerupuk Atom.
Foto: dok. Rafida Fauzia/detikcom
Kepulauan Anambas -

Daerah perbatasan Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki ragam kuliner yang lezat. Sebut saja Mie Tarempa dan Luti Gendang.

Selain itu, terdapat juga camilan kerupuk khas yang digemari masyarakat kabupaten terdepan di Provinsi Kepulauan Riau ini. Kerupuk atom namanya. Kerupuk atom memiliki bentuk lonjong dan bulat. Teksturnya renyah dengan cita rasa gurih saat digigit.

Kerupuk ini banyak diproduksi oleh warga lokal secara tradisional, dengan bahan dasar ikan tongkol. Mengingat wilayah Anambas kaya akan hasil laut, maka tak heran bila olahan makanan yang dihasilkan pun tidak jauh dari ikan.

Saat berkunjung ke Pulau Letung, Kepulauan Anambas, tim Tapal Batas detikcom menemui salah satu warga yang sudah cukup lama menekuni usaha pengolahan kerupuk atom, Jumiati (48). Diketahui, Jumiati telah menjalani bisnis kerupuk atom rumahan sejak 15 tahun silam dengan modal Rp 3 juta.

Diungkapkannya, pembuatan kerupuk atom tidak sulit. Hanya perlu bahan baku seperti ikan tongkol yang dihaluskan, serta ditambah rempah dan bumbu penyedap untuk membuat rasanya semakin gurih.

"Bahannya pakai ikan tongkol putih, terus kita ambil dagingnya. Kita giling, aduk dengan bumbu. Gula, garam, bawang putih, tepung. Setelah itu kita bentuk kecil-kecil, potong. (Lalu) kita goreng," katanya.

Kerupuk ikan Atom dari Anambas.Kerupuk ikan Atom dari Anambas. Foto: dok. Rafida Fauzia/detikcom

Jumiati menyebut perlu 4 kg ikan tongkol untuk membuat 100 bungkus kerupuk atom. Kerupuk yang sudah jadi kemudian ia jual di pelabuhan dan kapal ferry yang membawa wisatawan masuk ke Kepulauan Anambas dengan harga mulai dari Rp 10 ribu. Selain itu kerupuk juga dikirim ke berbagai daerah lainnya, seperti Tanjung Pinang dan Batam.

"Harganya mulai Rp 10 ribu. Ada juga yang Rp 25 ribu, Rp 50 ribu. (Bentuknya) ada yang bulat, panjang," tuturnya.

Dengan dibantu 5 orang tetangga sekitar rumah, dalam sehari Jumiati bisa mengolah ratusan bungkus kerupuk atom. Dari penjualan kerupuk atom ia bisa meraup keuntungan hingga Rp 30 juta dalam sebulan.

"Jual di pelabuhan, tergantung. Kalau penumpang ramai ada rezeki. Kalau nggak ramai ya nggak dapat. Biasanya (dapat) Rp 500 ribu, Rp 700 ribu (sehari)," kata dia.

Diakui Jumiati dalam merintis usaha kerupuk atom dia tidak mengalami kesulitan berkat bantuan modal kelompok usaha bersama (kube) senilai Rp 20 juta yang diterimanya. Selain itu, dia juga mendapatkan pinjaman modal usaha dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

"Kita (juga dapat) pinjaman di bank (BRI). Yang pertama saya pinjam Rp 35 juta, yang kedua Rp 50 juta, (dan) yang ketiga Rp 150 juta. Untuk bikin usaha untuk beli bahan baku, distok," tandasnya.

detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!

(prf/hns)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT