Memasuki usia senja, Antonia memutuskan untuk tidak lagi menjual produk bikinannya ke Malaysia. Namun ia ingin fokus menjual tas juah di dalam negeri yakni ke Pontianak. Untuk harganya saat ini, ia menuturkan tas juah dibandrol berkisar Rp 200 ribu sampai Rp 600 ribu tergantung ukuran.
"Sekarang di Serikin tidak jual. Saya tidak mau masukan barang ke Malaysia," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk saat ini, ia menuturkan memiliki pelanggan setia di Pontianak. Pelanggan tersebut biasanya memesan tas juah dalam jumlah besar.
"Kalau dengan bos saya di Pontianak saya bikin 30-50 dalam bulan bisa saya buat langsung dibayar," katanya.
Ia menuturkan tas juah tersebut pun nantinya bakal diolah lebih lanjut oleh pembeli dari Pontianak. Jika sudah pembeli asal Pontianak itu kembali menjualnya ke Jakarta hingga luar negeri termasuk Jepang.
![]() |
"Sudah sempat tembus ke luar negeri ke Jepang, bos saya yang di Pontianak masukan ke Jepang," jelasnya.
Meskipun telah masuk ke pasar global, ia menuturkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya di Pontianak kerap merasakan kendala kekurangan modal. Antonia pun mencoba meminta tolong anaknya Magdalena Ratna untuk mendapatkan modal.
Magdalena Ratna pun mengajukan pinjaman ke Bank BRI untuk membantu orang tuanya menjalankan roda bisnis keluarga. Adapun dana pinjaman yang didapatkan dipergunakan untuk membeli bahan baku keperluan pembuatan tas juah.
"Saya melakukan pinjaman ke Bank BRI. Awal mengajukan Rp 25 juta, realisasinya Rp 10 juta. Baru pertama kali. Dipakai untuk pengembangan usaha, untuk beli bahan baku. Soalnya sekarangkan bahan baku rotan beli semua. Inikan (tas juah) tidak satu jenis rotan saja yang dipakai. Ada dua jenis rotan," tutupnya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan Indonesia. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!
(akn/hns)