Berawal dari Kontrakan Kecil, Bisnis Kerajinan Asal Yogya Ini Mendunia

Saatnya Jadi Bos

Berawal dari Kontrakan Kecil, Bisnis Kerajinan Asal Yogya Ini Mendunia

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 22 Des 2023 07:00 WIB
Berawal dari Kontrakan Kecil, Bisnis Kerajinan Asal Yogya Ini Mendunia
Berawal dari Kontrakan Kecil, Bisnis Kerajinan Asal Yogya Ini Mendunia/Foto: Aulia Damayanti/detikcom
Bantul -

Bisnis kerajinan menjadi salah satu yang menjanjikan untuk peluang mendapatkan cuan dan eksis sampai ke banyak negara. Salah satunya bisnis kerajinan milik Achmad Kurnia di Bantul, Yogyakarta yang saat ini sudah mendunia.

Achmad mengatakan, bisnis yang dia bangun tersebut dimulai dari kapasitas kecil. Bisnis yang dibangun sejak 2007 ini dinamakan Siji Lifestyle yang berdiri di Desa Trirenggo, Pandowoharjo, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Dia mengatakan bisnis yang telah berhasil mendunia ini awalnya didirikan hanya di sebuah kontrakan kecil. Kini produk kerajinan furnitur seperti wall decor dan bowl set telah dikirim sampai ke Amerika Serikat (AS) hingga Eropa seperti Belanda dan Jerman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mulai dari benar-benar dari kecil, dari rumah kontrakan, terus kami pindah lagi gudang simple, gudang bambu. Kemudian alhamdulillah semakin berjalan, kami memiliki tempat sendiri saat ini," kata Achmad ditemui di pabrik Siji Lifestyle, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (21/12/2023).

Achmad bercerita pabrik yang kini telah dimilikinya itu merupakan hasil kebaikan dari buyer yang ingin membantunya mendapatkan tempat layak untuk meningkatkan produksi.

ADVERTISEMENT

"Ada alah satu buyer bicara ke saya 'Achmad kamu nggak malu ini pabriknya kecil begini'. Kemudian beliau yang memberikan bantuan hingga akhirnya bisa mendapatkan tempat yang sekarang," jelas dia.

Achmad memiliki pengalaman yang cukup banyak di dunia handicraft. Dia mengatakan pernah bekerja di salah satu perusahaan terbesar handicraft PT Out Of Asia, kemudian sempat mendapatkan kepercayaan bekerja di salah satu perusahaan furnitur besar Eropa.

Dia juga menambahkan pengalamannya dengan bersekolah lagi untuk bisnis internasional dan interior. "Jadi Siji ini seperti passion saya, mencari uang benar, tetapi passion-nya saya di sini," terangnya.

Berawal dari Kontrakan Kecil, Bisnis Kerajinan Asal Yogya Ini MenduniaBerawal dari Kontrakan Kecil, Bisnis Kerajinan Asal Yogya Ini Mendunia Foto: Aulia Damayanti/detikcom

Kembali dengan produk kerajinan milik Achmad. Dia menerangkan, produk yang dia produksi juga sebagian besar dari bahan-bahan sisa, contohnya kulit jagung yang biasanya dibuang oleh petani ketika selesai panen.

Meski begitu, Achmad menjamin produk yang dibuat memiliki keunggulan, pertama desain, kualitas produk yang dijamin berkualitas bahan bakunya. Makanya, harganya bukan yang murahan, tetapi memang dijamin kualitasnya dari desain hingga bahan bakunya.

"Jadi kalau di Eropa, Amerika biasanya mereka membuat tag menjelaskan tentang material aslinya seperti apa, material bagaimana. Jadi itu yang kita jual. Kita lebih menjual kepada experience ketika mereka membeli, menyentuh, memegang itu, ketika kita jelaskan 'oh ini dari daun jagung atau kelobot, sebenarnya itu suka dibuang di pinggir jalan'. Akhirnya kami minta komunitas di sini untuk dikumpulkan, kami beli dari petani," jelas dia.

Produk sudah diekspor ke Singapura-AS. Cek halaman berikutnya.

Produk-produk kerajinan milik Siji Lifestyle ini telah diekspor ke Amerika Serikat (AS), Belanda, Jerman, Belgia, Singapura, dan Hong Kong. Saat ini, mayoritas eksor CV Siji Lifestyle, sekitar 60%, ditujukan ke pasar Amerika Serikat.

Achmad bercerita juga, bahwa sempat mendapatkan pesanan yang menjadi termahal dan sangat sulit. Pesanan itu diminta oleh brand funitur di Paris yang kelasnya sudah luxury furniture.

"Jadi kesulitan kita adalah standar yang terlalu tinggi, jadi standarnya itu bukan mid high tetapi very high, kelasnya itu misalnya seperti tas itu Hermes, Louis Vuitton. Saya masuk tokonya aja nggak pede," ucapnya.

Ia mengatakan, saat itu Siji Lifestyle diminta untuk membuat meja hanya bagian atasnya saja. Harga jual yang diberikan oleh Achmad untuk atasan meja itu sekitar US$ 200, namun kaki-kaki meja dibuat di Paris. Oleh karena itu harga jual dari meja itu ketika di Paris menjadi US$ 10.000 atau setara Rp 115 juta (kurs Rp 15.505)

"Jadi meja, jadi dia dibuat panorama, bawahnya itu tetapi resin tetapi juga ada kombinasi goldnya. Kakinya dari mereka untuk kakinya mereka punya produksi sendiri di Paris. Kita hanya topnya itu kita dijual nggak sampai US$ 200, tetapi mereka jual US$ 10.000, karena kakinya mereka membuatnya di Paris," terang dia.

CV Siji Lifestyle ini memiliki sekitar 70 karyawan, 40% di antaranya adalah perempuan yang berasal dari masyarakat sekitar. Achmad Kurnia berhasil meraih omzet hingga miliaran rupiah.

"Untuk omzet, alhamdulillah tahun ini kita sudah mencapai Rp 10 miliar, di mana ada kenaikan target kita naik dari tahun lalu 25% tercapai," jelasnya.

CV Siji Lifestyle merupakan salah satu contoh UMKM yang mendapatkan dukungan penuh dari LPEI dalam hal ini melalui Coaching Program for New Exporter (CPNE) untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing.

Berawal dari Kontrakan Kecil, Bisnis Kerajinan Asal Yogya Ini MenduniaBerawal dari Kontrakan Kecil, Bisnis Kerajinan Asal Yogya Ini Mendunia Foto: Aulia Damayanti/detikcom

Coaching Program for New Exporter (CPNE) adalah program pelatihan dan pendampingan khusus bagi pelaku UMKM Berorientasi Ekspor, yang dilaksanakan selama 1 tahun dengan tujuan utama menciptakan eksportir baru.

LPEI juga mendukung peningkatan kapasitas usaha CV Siji Lifestyle melalui Program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) UKM dalam bentuk pembiayaan. Program ini merupakan dukungan dari APBN kepada pelaku usaha berorientasi ekspor, yang diberikan kepada LPEI oleh Kementerian Keuangan RI.

Tujuannya adalah memberikan stimulus kepada pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitas usaha, mencegah pemutusan hubungan kerja, serta meningkatkan daya saing dalam pasar global.


Hide Ads