Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bangga melihat beragam produk UMKM Indonesia, salah satunya karena kemasannya unik dan mudah diingat publik. Salah satu yang akhir-akhir ini disebut Jokowi adalah Kerupuk Rajungan 'Mama Muda'. Namun siapa sangka, Kerupuk itu ternyata berasal dari Nisombalia, sebuah desa kecil yang terletak di pesisir pantai Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Kerupuk tersebut dibuat oleh Rita (32), warga Nisombalia itu adalah nasabah Permodalan Nasional Madani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera alias PNM Mekaar. Kepada detikcom, Rita berkisah awalnya merancang Kerupuk Rajungan tersebut pada 2020. Kala itu, ia mendapatkan pelatihan dari salah satu organisasi nirlaba di Maros untuk mengolah kerupuk.
"Awalnya saya dapat pelatihan dari organisasi nirlaba, Yayasan Hutan Biru (Blue Forest) pada Februari 2020, mereka ke kampung mengajarkan saya membuat kerupuk itu bersama dua orang teman saya sekelompok," ucap Rita saat dihubungi via telepon, Jumat (8/3/2024).
Tahun itu juga, setelah menguasai ilmu mengolah Kerupuk berbahan kepiting tersebut, Rita memberanikan diri untuk mengambil pinjaman dari PNM Mekaar. Jumlahnya berkisar di angka Rp 4 juta. Ia mengaku bisa mengambil modal cukup besar karena sudah lama menjadi nasabah PNM Mekaar yakni sejak 2016. Rita bisa mengambil modal dengan jumlah banyak karena konsisten membayar pinjaman, tapi dulu, ia belum berdagang Kerupuk Rajungan.
"Sudah sejak 2016 jadi nasabah mas, dulu pertama ambil modal Rp 2 juta tapi waktu itu saya jualan barang lain seperti kue dan nasi kuning. Nah karena mungkin selalu bisa melunasi pinjaman, jadi jumlahnya (pinjaman) naik terus. Per hari ini sudah bisa ambil Rp 8 juta. Kebetulan saya jualan buat bantu suami yang bekerja sebagai nelayan," ungkap ibu dua anak tersebut.
Bahan buat Kerupuk Rajungan diperoleh Rita dari suaminya selepas melaut. Jika mendapatkan 4 kilogram kepiting, 2 kilogram di antaranya disisihkan untuk berjualan. Sementara sisanya, dijual kembali ke pasar sebagai modal untuk membeli bensin kapal kecil dan umpan.
Rita mengaku, berjualan kerupuk membuat dirinya tak lagi khawatir menjaga tungku di dapur tetap mengepul. "Lumayan buat kebutuhan sehari-hari mas, apalagi beras sekarang lagi mahal," sambungnya.
Sekitar tiga bulan sejak Kerupuk Rajungan miliknya mulai berjalan, Rita diberi saran salah seorang temannya untuk memberi merek agar kerupuk itu mudah diingat pelanggan. Setelah memutar otak, tercetus ide memberi nama 'Mama Muda'. Alasannya sederhana, Rita dan teman-temannya adalah ibu yang masih berusia muda.
"'Yang bikin kerupuk ini kan ibu-ibu muda semua, kenapa nggak bikin namanya Mama Muda saja', teman saya ngomong gitu. Oke, jadi kami bikin nama itu," terangnya.
Omzet terus meningkat. Berlanjut ke halaman berikutnya.
(ara/ara)