Produk UMKM Indonesia makin dilirik pasar luar negeri. Salah satunya datang dari Malaysia yang memesan sarung tenun senilai US$ 50 ribu atau sekitar Rp 800 juta.
Kisah ini datang dari Kainnesia (Kain Tenun Indonesia), pemenang Pertapreneur Aggregator 2024. Kainnesia berhasil menggandeng ratusan penenun dari berbagai daerah dan membawa produk tenun nusantara menembus pasar internasional.
Pendiri sekaligus Chief Executive Officer Kainnesia, Nur Salam, menyampaikan bahwa melalui program Pertapreneur Aggregator, pertumbuhan yang terjadi tidak hanya berdampak pada Kainnesia, tetapi juga pada UMKM binaannya. Saat ini, total tenaga kerja dari 37 UMKM mitra mencapai lebih dari 400 orang.
"Total tenaga kerja dari 37 UMKM mitra itu bisa mencapai lebih dari 400 orang. Semua ini menjadi bukti nyata bahwa program Pertapreneur Aggregator berhasil mendorong pertumbuhan yang menyeluruh dan berkelanjutan, tidak hanya bagi Kainnesia tetapi bagi UMKM lain yang kami bina," kata Nur Salam, saat ditemui dalam kunjungan Sustainability Implementation & Monitoring Pertapreneur Aggregator di Yogyakarta pada Senin (15/9).
Produk Kainnesia kini telah tampil di berbagai event internasional, seperti Osaka World Expo Japan 2025, Korea Import Fair di Seoul, Jogja Fashion Week 2025, serta Inacraft 2025. Dari ajang tersebut, terbuka peluang pertemuan dengan buyer dari Jepang, Australia, hingga Malaysia.
"Tenun bukan sekadar kain, tetapi warisan budaya yang harus terus dikembangkan agar tetap relevan dengan zaman. Kami ingin anak muda melihat tenun sebagai bagian dari masa depan," ujar Nur.
Vice President CSR & SMEPP Pertamina, Rudi Ariffianto, menambahkan bahwa kehadiran Kainnesia menjadi contoh nyata dari tujuan Pertapreneur Aggregator.
"Semakin banyak UMKM aggregator, makin banyak pula UMKM yang bisa naik kelas, membuka lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Kami berharap UMKM binaan Kainnesia dapat menjadi tentakel ekonomi yang menciptakan value lebih besar," pungkas Rudi.
Program Pertapreneur Aggregator sendiri sudah melibatkan ratusan UMKM sejak diluncurkan pada 2022. Melalui program ini, UMKM mendapat dukungan teknis, manajerial, hingga akses pasar yang lebih luas.
(fdl/fdl)