Saat hadir dalam acara Wisuda dan Dies Natalis UI hari ini, Sabtu (3/2/2018), Sri Mulyani bercerita masa-masa saat kuliah di UI dulu.
"Tahun 81 itu saya enggak kuliah di Depok, tapi di Salemba karena waktu itu belum pindah. Saya dulu dari Semarang jadi orang desa masuk ke kota," ujar dia di Kampus UI, Depok, Sabtu (3/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia menceritakan, saat pindah ke Jakarta memang ada perbedaan karena Jakarta adalah kosmopolitan.
"Dalam artian begitu kita masuk kampus kita tahu akan langsung berhubungan dengan isu nasional bahkan internasional. Ini yang membuat UI berbeda dengan kampus lain dan membuka wawasan saya," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
![]() |
Selain itu, menurut Sri Mulyani, saat kuliah dulu banyak dari tenaga pengajar yang sangat profesional di bidangnya. Seperti Soemitro Djojohadikusumo ayah Prabowo Subianto. Menurut Sri Mulyani pengajarnya saat itu adalah orang-orang yang bisa menyatukan pemerintah.
![]() |
Bagi Sri Mulyani saat kuliah adalah masa yang paling menyenangkan. Apalagi cara belajarnya yang tidak hanya berbasis text book tapi juga dari kegiatan lain.
Kemudian, sebagai mahasiswa Sri Mulyani juga memiliki cara untuk mengisi waktu luangnya setelah belajar. Dia bersama teman-temannya sering menggelar pesta buku, kegiatan jazz to campus.
![]() |
"Jazz to campus itu dari fakultas ekonomi. Itu cara kita melakukan kombinasi belajar dan bersenang-senang. Selain itu juga kegiatan sosial untuk membantu masyarakat yang tidak mampu untuk sekolah. Jadi mengasah kepekaan sosial," tutur Sri Mulyani.
Dia menambahkan, dulu tantangan dalam belajar sangat banyak. Apalagi tanpa teknologi informasi seperti saat ini yang sudah terdapat jaringan wifi untuk berselancar di dunia maya.
"Dulu jaman saya enggak ada internet, jadi belajar seperti itu saja. Beda dengan sekarang mau terkoneksi dengan di luar negeri tidak harus dengan fisik, bisa dari internet," ujar Sri Mulyani. (hns/hns)