Cinta Ekonomi
Perempuan yang hobi fotografi ini mengaku sangat mencintai dunia ekonomi, apalagi saat ia diterima di FE UI. Jadi pelajaran terkait ekonomi makro sampai mikro sangat ia gemari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memulai karirnya saat masih menjadi mahasiswi di UI. Ia menjadi asisten dosen dan asisten peneliti di Harvard Institute for International Development (HIID).
Lulus dari UI pada 1989, Destry langsung melanjutkan sekolah di Cornell University jurusan Regional Science. Lulus tiga tahun kemudian, Destry mengabdi di Kementerian Keuangan. Saat itu ia ditempatkan di Badan Analisa dan Keuangan Moneter sekarang Badan Kebijakan Fiskal (BKF).
Sesuai dengan jurusan sekolah, Destry mengerjakan keuangan daerah. "Jadi waktu itu mau otonomi daerah, jadi mau dilihat bagaimana kesiapan daerah, bagaimana pembiayaan perkotaan dan sebagainya. Saya di situ sekitar 5 tahun mengerjakan analisa, riset dan saya enjoy banget di situ. Hingga pada suatu titik saya mau yang beda, waktu itu kan di goverment belum sebaik sekarang akhirnya ia memutuskan untuk cari tempat lain yakni di Citibank menjadi ekonom," ujar dia.
Saat itu ia tidak terbayang seperti apa pekerjaan ekonom. Ia hanya bermodalkan kebijakan makro, fiskal, moneter, bank dan keuangan. Namun usai interview dan ia diterima menjadi economist, kebijakan makro secara umum yang ia pelajari ternyata memberikan banyak pengetahuan baru untuknya.
Setelah dari Citibank 3,5 tahun, ia kemudian mendapatkan tawaran menjadi economics advisors dari duta besar Inggris untuk Indonesia. Dia menangani goverment economics. Tiga tahun bekerja di kedubes Inggris, Destry dihadapkan pada pilihan karir dan keluarga, yang kemudian dia memilih keluarga sebagai yang utama.