Jakarta -
Perancang Istana Negara Ibu Kota Negara (IKN) baru, Nyoman Nuarta terkenal dengan berbagai karya seni rupa ikonik yang tersebar di mana-mana. Dia mengungkapkan telah tertarik di dunia seni sejak kecil, mengingat lingkungannya yang erat dengan budaya.
Meski Nyoman kecil telah tertarik dengan dunia seni rupa, besar di Desa Tegallinggah Bali, semasa kecil Nyoman hanyalah seorang anak kecil yang suka sekali dengan pertanian. Bahkan di bangku sekolah dasar, Nyoman sudah berinisiatif menggarap ladang sendiri.
"Saya dari kelas 3-4 itu sudah bertani dengan orang tua. Bahkan kelas 4 saya punya tanggung jawab mengelola ladang saya, dengan ternak ternak itu saya diberi tanggung jawab. Saya minta dengan orang tua saya, saya minta dikasihkan kekuasaan di situ," katanya dalam program Ask d'Boss detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lahir di Tabanan 14 November 1951, Nyoman besar bersama paman dan tantenya yang telah dianggap sebagai orang tuanya sendiri. Meski hanya seorang petani, Nyoman telah terbiasa dengan lingkungan budaya, apa lagi pamannya merupakan seniman juga.
Kemudian, lebih mengenal lagi dunia seni rupa di masa sekolah dasar (SD). Nyoman mengungkap, yang mendorong bakatnya melukis yakni gurunya sekaligus pelukis bernama Ketut Dharma Susila.
"Dialah yang melihat saya, jadi saya diadu-adulah sama yang kelihatannya berbakat. Kita punya majalah dinding, sekarang saya dapat A besoknya dapat B, teman saya dapat A. Jadi setiap hari kita nggak mau kalah," ucapnya.
Tidak hanya melukis, Nyoman juga terkenal dengan kemampuannya di bidang arsitektur semasa SMA. Dia mengaku sering sekali membuat bangunan-bangunan arsitek sampai semua kerabat dekatnya mengira dia akan menjadi arsitek.
"Saya kan SMA, tadinya orang-orang di kampung saya akan ambil arsitek kan ada insinyur kan di kampung kalau insinyur naik kelas. Nah itu jadi semua termasuk dokter saya mengharapkan saya jadi arsitek," tuturnya.
Hingga duduk di bangku perkuliahan, Nyoman Nuarta yang kala itu masuk Institut Teknologi Bandung (ITB) mengambil jurusan Seni Patung. Karya patungnya pun sejak duduk di bangku kuliah hingga saat ini telah banyak dibangun.
Meski demikian, setelah lulus kuliah Nyoman malah mendirikan biro arsitek. Menurutnya, ketertarikan dirinya kepada dunia patung dan arsitek tidak ada bedanya.
"Maka dari itu saya kasih contoh, saya membangun GWK, arsiteknya saya juga, pematungnya saya saya juga, engineering-nya saya saya juga. Cuma perlu disahkan oleh ahli ahli," jelasnya,
"Jadi supaya kenal saya seorang arsitek bukan barang baru, cuma memang pekerjaan saya kebanyakan pekerjaan pribadi seperti GWK, seperti Monjaya, itu kan pekerjaan pribadi cuma perlu pengesahan-pengesahan dari ahli-ahli," tambahnya.
Bisa dibilang Nyoman Nuarta secara tidak formal merupakan seorang arsitek. "Karena buat saya arsitek itu gelarnya insinyur atau arsitek, arsitek gelarnya arsitek. Nah yang lebih penting karyanya atau gelarnya? Tinggal pilih itu," tuturnya.
Hingga saat ini karya Nyoman Nuarta telah ada di mana mana, yang paling terkenal yakni patung Garuda Wisnu Kencana di Jimbaran, Bali. Tidak hanya patung, karyanya di bidang arsitektur juga tidak kalah banyak.
Sebelum merancang desain Kawasan Istana Negara di IKN, pada 2018-2019 Nyoman membuat perencanaan Kawasan Wisata Bukit Bunga di Bali.
Puluhan pameran juga telah diselenggarakan dan diikuti oleh Nyoman dan timnya. Dengan berbagai karyanya di dunia seni rupa hingga arsitektur, Nyoman dipenuhi dengan berbagai penghargaan.
Terbaru, tahun lalu Nyoman Nuarta mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris Causa Culture dalam Bidang Ilmu Seni Rupa dari ITB.
Kemudian, ada gelar kehormatan "Chevalier De L'Ordre Des Arts Et Des Lettres" dari pemerintah Prancis. Masih di tahun 2021, Nyoman mendapat penghargaan Habibie Prize 2021 Bidang Kebudayaan dari Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional RI.
Saat ini, Nyoman tengah fokus membuat lanjutan desain untuk Kawasan Istana Negara di IKN. Nyoman mengatakan saat ini sudah ada desain terbaru, dari desain sebelumnya hanya kapasitas luas kawasan 55 hektar menjadi luas 90 hektar.
"Itu karena kita ajukan taman ke depan itu, ini sebenarnya ada gambarnya tetapi belum kita launching. Nah itu 90 hektar di depan istana panjang. Kurang lebih di depan istana itu ada 2,5 kilometer. Wajarnya ribuan hektar kenapa kita bersempit-sempit," ucapnya.
Kemudian, desain itu kini telah masuk ke proses Detail Engineering Design (DED).
"Karena ini tender memang saya diminta pak Presiden ikut aktif terus mengawasi desain itu. Saya diminta mengawasi agar nggak berubah. Karena beliau sudah happy dengan desain itu. Jadi saya disuruh terlibat," imbuhnya.