Kisah Inspiratif

Alexey Mordashov: Bekas Buruh Pabrik yang Hilang Rp 60 T Gegara Perang Rusia

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 07 Mar 2022 08:22 WIB
Foto: Oleg Pereverzev/Global Images Ukraine via Getty Images
Jakarta -

Alexey Mordashov adalah salah satu miliarder Rusia yang hartanya terdampak setelah Presiden Vladimir Putin meluncurkan invasi ke Ukraina. Kenyataan pahit itu harus diterima karena bursa saham dan mata uang Rubel rontok.

Dilansir dari Forbes, Minggu (6/3/2022), kekayaan Mordashov si bos pembuat baja Severstal 'tinggal' US$ 21,8 miliar atau setara Rp 312,85 triliun (kurs Rp 14.351). Dirinya telah kehilangan US$ 4,2 miliar atau Rp 60,27 triliun pada Kamis (24/2).

Kapal pesiar 'Lady M' sepanjang 60 meter miliknya juga terpaksa harus disita Italia akibat buntut dari sanksi Uni Eropa atas invasi Rusia ke Ukraina. Kapal itu diperkirakan senilai 65 juta euro (sekitar Rp 1 triliun).

Sebelum jadi miliarder yang menguasai industri baja dunia, siapa sangka bahwa Mordashov dulunya hanya seorang karyawan reguler dari sebuah pabrik. Lahir dari keluarga pekerja, dirinya mewarisi sikap kerja keras dari ayahnya yang hanya seorang buruh pabrik.

Dengan tekad yang kuat, akhirnya Mordashov dapat menyelesaikan studinya di Institut Ekonomi-Teknik Leningrad. Dia mengawali karir dengan bekerja di Pabrik Metallurgical Cherepovetskiy pada tahun 1988 sebagai salah satu penasihat ekonomi.

Kinerjanya di perusahaan itu cukup kinclong hingga akhirnya pada tahun 1992, setelah Uni Soviet lama runtuh, Mordashov dilirik oleh Severstal, perusahaan baja terbesar di Rusia.

Dia ditunjuk sebagai direktur keuangan dan ekonomi Severstal, pada tahun 1996. Di usianya yang baru 31 tahun, Mordashov menjadi kepala eksekutif termuda alias chairman yang memimpin perusahaan.

Kinerja cukup mencengangkan dilakukan oleh Mordhasov. Dengan jabatan tingginya dia berhasil membuat Severstal mengakuisisi dan merger dengan perusahaan baja raksasa di Eropa, Arcelor. Dia memiliki 32% kepemilikan di Arcelor.

Ketika pendahulunya di perusahaan itu menginstruksikannya untuk mengamankan saham Severstal, dengan cerdiknya Mordashov justru mengambil mayoritas sahamnya dan menyimpan sebagian besar untuk dirinya sendiri. Hal ini membuat dirinya di cap sebagai orang yang licik.

Jurnalis investigasi AS Paul Klebnikov pernah mengatakan bahwa dengan aksi mengamankan saham itu, Mordashov bagaikan menggulingkan mantan bosnya secara perlahan.

Mordashov pun menyangkal hal tersebut. "Kami tidak pernah merebut apa pun, kami tidak pernah memutar lengan siapa pun, kami tidak pernah menggunakan organ negara atau korupsi," katanya.

"Kami membayar semua yang kami peroleh," ujar Mordashov.

Akhirnya pada 2019, Mordashov melepaskan jabatannya di Severstal setelah 19 tahun mengabdi di sana. Setahun sebelumnya, dia juga menjual semua unit Severstal di Amerika Utara untuk fokus pada bisnis di Rusia.

Simak juga 'Buntut Invasi Rusia, Abramovich Resmi Jual Chelsea':






(aid/zlf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork