Perjuangan Anak Tukang Jamu di Balik Merek Kosmetik Raksasa Dunia

Kisah Inspiratif

Perjuangan Anak Tukang Jamu di Balik Merek Kosmetik Raksasa Dunia

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 12 Jul 2022 07:30 WIB
Shiseido Ultimune Power Infusing Concentrate
Foto: dok. Shiseido
Jakarta -

Beragam produk perawatan kulit (skin care) belakangan ini menjadi tren hingga produsennya tersebar di seluruh penjuru dunia. Tapi tahukah Anda, kalau produsen skin care pertama dunia sudah berusia 145 tahun, bahkan masih beroperasi hingga kini?

Ialah Shiseido yang didirikan oleh Arinobu Fukuhara pada 1872. Arinobu yang kala itu berusia 23 tahun membuka apotek bergaya Barat pertama Jepang di jantung Ginza, Tokyo. Dikutip dari situs resmi Shiseido, Selasa (12/7/2022), ia merupakan putra seorang ahli jamu tradisional yang lahir pada tahun 1848 di Awa, Jepang. Arinobu dididik dalam pengobatan Barat dan dilatih sebagai apoteker, dan karier militernya yang sukses membuatnya menjadi Kepala Apoteker Angkatan Laut Jepang.

Pengalamannya ini membuatnya paham tentang apa yang salah dengan bubuk pembersih gigi pada 1800-an. Terbuat dari garam dan batu kapur yang dibakar, bubuk kasar ini terasa tidak enak, sehingga Arinobu tertarik mengembangkan produk yang lebih baik untuk digunakan sebagai pembersih gigi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena kekecewaannya itulah, ia bekerja sama dengan beberapa rekannya dan mulai mencari alternatif dengan cara barat tentang kesehatan. Arinobu membuka apotek bergaya Barat pertama di Jepang, tepatnya di distrik Ginza, Tokyo. Apotek ini sebagian besar berorientasi pada penelitian dan pengembangan, tumbuh menjadi salah satu perusahaan terbesar dan paling berpengaruh di Jepang.

Akhirnya ia beserta rekan-rekannya berhasil membuat pasta gigi. Keberhasilan Fukuhara Sanitary Toothpaste yang di launching pada 1888 itu membuka jalan bagi Arinobu untuk mengembangkan produk nonfarmasi baru, yaitu kosmetik dan perawatan kulit.

ADVERTISEMENT

Pada 1897, Shiseido mengeluarkan produk kosmetik pertamanya yakni lotion pelembut kulit bernama Eudermine yang masih dijual hingga saat ini. Pada produk barunya yang revolusioner itu, Arinobu mengungkapkan kecantikan itu universal, jadi produk yang melayani kecantikan juga harus universal. Sejak saat itu, kata-kata bijak itu telah merangkum filosofi merek SHISEIDO.

Tidak lama setelah itu, Arinobu mengunjungi AS dan Eropa untuk mengeksplorasi terobosan ilmiah dan sosial mereka. Meskipun ia mengubah budaya Jepang dengan perawatan kulit, produk rambut, dan riasan melalui mereknya, namun ia pernah berkata bahwa jika menyangkut kosmetik, Jepang masih terkunci di Zaman Edo.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Dari sanalah, ia menemukan toko obat AS yang memiliki air mancur soda di belakang konternya. Jadi pada 1902, dia memesan air mancur untuk apoteknya sendiri dan mulai menyajikan soda es krim. Inovasi ini menjadi yang pertama di Jepang, sehingga membuat itu orang-orang datang dari seluruh negeri untuk mencicipi dagangannya.

Air mancur soda dan es krim itu sangat populer, bahkan disebutkan dalam novel dan publikasi pada zaman itu, dengan penulis terkenal Kafu Nagai mencatat bahwa sekali Anda makan es krim Shiseido, tidak mungkin untuk makan yang lain. Dari air mancur soda tunggal itu, muncul jaringan SHISEIDO Parlor, yang kini meluas ke restoran, kafe, dan toko makanan dan minuman.

Pamor Shiseido tidak berhenti sampai di situ. Merek ini juga turut andil dalam menciptakan produk minyak rambut yang dibuat untuk menahan rambut wanita Jepang ke dalam sanggul yang menjadi populer di awal abad ke-20. Popularitas produk menginspirasi desain logo perusahaan Shiseido, tanda Hanatsubaki yang masih mewakili Shiseido hingga saat ini.

Pada 1916, setahun setelah Shinzo Fukuhara, putra Arinobu mengambil alih Shiseido, ia mulai membuat kosmetik, dan mendirikan departemen kosmetik independen dari apotek asli dengan air mancur soda itu. Dia membuka toko kosmetik ritel di lokasi terpisah di blok sebelah gedung yang ada.

Galeri Shiseido pun dibuka pada 1919 sebagai ruang untuk memamerkan barang dagangan musiman Shiseido. Hampir satu abad setelah pembukaannya, Galeri Shiseido adalah galeri nirlaba tertua di Jepang. Ini telah menyambut pengunjung yang tak terhitung jumlahnya ke ribuan pertunjukan, dan berdiri sebagai pengingat akar kreatif Shiseido, dan nilai yang diberikan Shiseido dalam memperkaya kehidupan masyarakat melalui seni.

Perkembangan Shiseido tidak berhenti sampai di situ. Jauh sebelum majalah mode pertama Jepang diterbitkan, Shiseido telah membuat majalah bernama Shiseido Geppo pada 1924 yang kemudian berkembang menjadi majalah Hanatsubaki. Majalah ini dianggap sebagai sumber utama berita tren kecantikan, mode, seni, dan budaya hingga hari ini.

Arinobu Fukuhara tidak hanya menjadi pelopor dalam dunia kecantikan, ia membuat kehidupan sehari-hari menjadi lebih menyenangkan dan lebih menarik bagi penduduk Tokyo dan sekitarnya. Hari ini, lebih dari 145 tahun kemudian, produknya hadir di lemari kamar mandi, tas rias, bahkan tersebar di mana-mana.


Hide Ads