Motivasi itu membuat CT melihat berbagai peluang hingga akhirnya bisa menghasilkan Rp 15 ribu pertamanya. Uang itu berasal dari fotokopi buku asisten praktikum, di mana setiap praktikum seluruh mahasiswa wajib punya, diperbanyak dengan fotokopi.
"Saya tanya kepada mereka ongkos fotokopi, semua rata-rata menawarkan tarif Rp 25 per lembar. Berarti, total Rp 500 harus dikeluarkan oleh setiap mahasiswa untuk bisa memfotokopi buku tersebut," tutur CT.
Ia pun terpikir untuk bertanya kepada temannya yang memiliki usaha percetakan. Rupanya, percetakan itu menyanggupi dengan biaya hanya Rp 150.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Esoknya kembali ke kampus dan menawarkan kepada teman-teman Rp 300 saja untuk mencetak buku asisten praktikum yang di Jalan Salemba sekitar kampus seharga Rp 500. Sudah barang tentu mereka tidak keberatan dengan selisih harga yang lebih murah itu," ujar CT.
Dengan margin Rp 150 dikalikan dengan 100 orang teman seangkatannya, CT akhirnya memperoleh Rp 15 ribu pertamanya melalui peluang tersebut. Dirinya percaya, keuntungan Rp 15 ribu yang pertama tersebut merupakan momentum pembangkit kepercayaan diri selanjutnya.
"Puluhan ribu rupiah berikutnya, ratusan ribu selanjutnya, dan jutaan rupiah kemudian merupakan perkara tidak sulit jika semangat dan kepercayaan bisa terus dijaga," ujar CT.
(acd/das)