Meraih kesuksesan butuh perjuangan dan proses panjang. Lewat proses itu mental dan pengalaman akan ditempa, seperti yang dialami Garibaldi Thohir atau Boy Thohir.
Meski terlahir sebagai anak dari salah satu founder Astra International, Teddy Thohir, tidak otomatis mengantarkan Boy ke tangga kesuksesan. Rintangan berat kerap dihadapinya, bahkan bisnisnya pun sempat gagal.
Kini CEO PT Adaro Energy Tbk itu menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia berkat bisnis batu bara dan sederet bisnis lainnya. Forbes mencatatkan nama boy di urutan ke-17 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai US$ 2,6 miliar atau Rp 40,30 triliun (kurs Rp 15.500).
Sebelum dikenal sebagai 'raja' batu bara di Indonesia, Boy sempat menjajal beberapa pekerjaan. Di awal kariernya, kakak dari Erick Thohir itu sempat berperan sebagai seorang calo tanah.
Kisahnya di dunia bisnis bermula ketika Boy pulang dari Amerika Serikat (AS) setelah merampungkan pendidikannya hingga meraih gelar master. Sebagai lulusan universitas luar negeri, Boy ingin bekerja di perusahaan bonafid seperti Citibank, American Express, dan IBM. Namun, keinginannya itu dilarang oleh ayahnya yang menginginkan Boy jadi pengusaha.
"Saya tanya dulu ke ayah saya bahwa saya mau kerja di Citibank. Ditanya berapa gajinya, saya bilang lumayan US$ 2.000/bulan sekitar Rp 4 juta saat itu. Dia bilang tidak. Saya bilang apa ayah mau saya kerja di Astra? tapi dia jawab apa lagi di Astra, kamu mulai dari nol mungkin gaji kami hanya Rp 2 juta, bagaimana kamu bisa balikin duit saya yang sudah habis hampir Rp 1 miliar," katanya kepada detikcom, dikutip Jumat (28/10/2022).
![]() |
Akhirnya pada 1991 terbersit di pikiran Boy untuk mendirikan bisnis properti, meski akhirnya gagal. Kemudian dia bertemu petinggi Astra internasional saat itu seperti Theodore Permadi Rachmat dan Edwin Soeryadjaya.
Boy membuat proposal dan diminta membebaskan lahan seluas 20 hektare. Sayangnya lantaran kondisi perekonomian saat itu sedang terganggu dia hanya bisa membebaskan lahan seluas 3 ha.
"Waktu itu saya hanya calo tanah, bukan developer, saya hanya bebasin lahan untuk Astra. Jadi basic awal saya jadi pengusaha membebaskan tanah. Saya ini RCTI, rombongan calo tanah Indonesia. Tapi itu pengalaman berharga," tuturnya.
Meski gagal menjadi pengusaha properti dan hanya mentok menjadi calo tanah, justru pengalaman itu yang bisa membuatnya menjadi pengusaha sukses. Boy kemudian mendirikan perusahaan pembiayaan untuk kendaraan dengan nama WOM Finance. Didirikan dengan modal Rp 5 miliar, WOM Finance berhasil dijual hingga US$ 150 juta.
Uang dari situ salah satunya dipakai beli tambang batu bara di Kalimantan Selatan dan membeli saham PT Adaro Energy Tbk dari tangan asing. Sejak saat itu usahanya terus melejit.
Kepada detikcom, Boy berbagi lima pedoman yang selalu dia pegang teguh hingga menjadi pengusaha sukses. Pertama pegang teguh karakter pribadi yang santun. Kedua, berserah diri pada tuhan. Ketiga, pengusaha sukses harus pintar mengamati perkembangan zaman. Keempat, cari jaringan yang luas. Terakhir, yakin bahwa kesuksesan itu tidak instan dan perlu proses.
"Seperti naik tangga, pelan-pelan tak terasa sudah tangga ke-100. Tapi kalau kita lompat-lompat dari tangga ke-1 ke tangga ke-4, ya bisa jatuh. Saya juga selalu bilang bisnis itu sulit, tidak mudah," pungkasnya.
(ara/ara)