Bahlil Lahadalia kini dikenal sebagai salah satu jajaran 'pembantu Presiden' di Kabinet Indonesia Maju. Namun, siapa sangka pria yang kini menjabat Menteri Investasi/Kepala BKPM ini ternyata sempat mencicipi profesi sebagai sopir angkot hingga kuli bangunan.
Bahlil berasal dari keluarga yang pas-pasan. Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan, dan sang ibu bekerja sebagai tukang cuci. Dia memulai semua perjuangannya dari nol dengan perjalanan yang sangat tidak mudah
Pahit getir kehidupan telah dirasakan pria asal Fakfak, Papua ini. Sejumlah profesi pernah dia lakoni dari mulai dari tukang kue semasa kecil, seorang kondektur, hingga menjadi sopir angkot pun dia jalani. Dengan kerja keras itulah dia menjadi orang besar yang tadinya bukan siapa-siapa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu terjadi bukan karena ingin, saya juga dulu nggak ingin jadi pengusaha. Tapi karena itu keterpaksaan. Karena memang keluarga saya itu, mamah saya itu kan laundry di rumah orang, pembantu rumah tangga. Bapak saya itu buruh bangunan, gajinya Rp 7.500 per hari," kata Bahlil dalam sebuah wawancara dengan detikcom.
Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), Bahlil sudah berjuang. Dia berjualan kue untuk memenuhi kebutuhannya, mulai dari membeli buku, sepatu, hingga kelereng untuk bermain dengan kawannya.
Bukan cuma jualan kue, ketika beranjak remaja segala macam pekerjaan kasar dilakukan Bahlil. Mulai dari kondektur angkot, jualan ikan, jadi kuli bangunan, sampai akhirnya jadi sopir angkot. Bahkan dia mengaku sering menghabiskan masa remajanya hidup di terminal.
Dengan segala kekurangannya, justru Bahlil nekat mau mengubah nasib. Dengan modal pas-pasan dirinya terbang ke Jayapura, niatnya untuk kuliah. Cabut ke Jayapura, dia cuma membawa ijazah SMA, tiga stel baju, SIM, dan kantong kresek. Bahkan, orang tuanya pun tidak tahu kalau dia ke Jayapura hanya untuk kuliah.
Bahlil kuliah sambil mencari kerja. Cek halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Momen Airlangga-Bahlil Foto Genggaman Tangan di Istana: Konsolidasi